Salain itu, Dana Alokasi Umum (DAU) realisasinya mencapai Rp 1,24 triliun lebih atau 122,21persen dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp1,02 Triliun lebih, serta penerimaan dari Dana Alokasi Khusus yang realisasinya mencapai Rp 7,59 Triliun lebih atau mencapai 97,66persen dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 7,77 triliun lebih.
Sementara itu, pendapatan yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah, realisasinya mencapai Rp 28,46 Miliar lebih atau 99,30persen dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 28,66 miliar lebih.
Sesuai dengan susunan mata anggaran, penerimaan ini berasal dari Pendapatan Hibah mencapai Rp 23,46 miliar lebih serta pendapatan dari Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp 5,00 Milyar atau 100,00 persen dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 5,00 miliar.
Aher menuturkan, untuk penyerapan anggaran Jawa Barat juga meningkat hingga 93,66 persen atau terbesar sepanjang Jawa Barat berdiri.
“Dari sisi pendapatan rata-rata pendapatan kita surplus ya. Dari sisi belanja, belanja kita optimal. Penyerapan kita 93,66 persen terbesar sepanjang sejarah Jawa Barat,” kata Aher
Penyerapan ini dibuktikan dengan terealisasi Belanja Langsung sebesar Rp 27,62 triliun lebih atau sekitar 93,66persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 29,49 triliun lebih.
Sementara Belanja Tidak Langsung direalisasikan sebesar Rp 21,7 triliun lebih atau 95,36persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 22,80 triliun lebih.
Dalam nota pengantar ini, terungkap juga Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih sebesar Rp 3,48 triliun. Namun, Sisa bukan dihasilkan dari tidak terserapnya anggaran tetapi sebagiab besar didapat dari efesiensi anggaran
“Sisa anggaran lebih bukan didominasi oleh karena tidak terlaksananya anggaran. Tapi sisa anggaran ini lebih didominasi oleh penghematan dan surplus pendapatan,” pungkas Aher (yan)