Untuk kue kering saja, kapasitas produksinya dalam sehari mencapai 6 ton kue atau setara dengan 12.000 stoples. Adapun kue yang habis terjual dalam sebulan 1,5 juta stoples.
Biasanya, bisnis kue kering identik dengan usaha rumahan yang hanya marak ketika menyambut momentum tertentu, seperti Lebaran. Namun, tidak demikian dengan Jodi.
Sejak awal terjun ke bisnis ini, Jodi sudah bertekad menjadikan bisnis kue keringnya sebagai bisnis sepanjang tahun. Sekalipun tidak ada momen hari-hari besar, seperti Lebaran atau Natal.
Berbekal tekad dan semangat itu pula, bisnis kue keringnya bisa eksis sepanjang masa dengan omzet ratusan juta per bulan. Sebagai pebisnis, Jodi memang memiliki semangat pantang menyerah dalam membesarkan bisnis kuenya. Jodi juga tak ragu memulai bisnis ini kendati saat itu minim pengalaman dan tak pernah mengenyam pendidikan tata boga.
Jodi mengaku tidak begitu berhasil menekuni jenjang pendidikan formal. Ia sempat dua kali berhenti sekolah karena memang tidak memiliki keinginan bersekolah. “Saya juga sempat kuliah di Universitas Widyatama Bandung, lagi-lagi, saya dikeluarkan, ” katanya.
Jadilah, Jodi hanya belajar dari pengalaman orangtuanya yang sudah puluhan tahun menekuni bisnis kuliner. “Itulah yang menjadi modal utama saya di bisnis ini,” katanya.
Berbekal tekad yang kuat untuk sukses di bisnis kue kering, Jodi pun tak berhenti belajar membuat kue dan mencari resep baru. Sebagai pengusaha makanan, ia sadar pentingnya melakukan inovasi.
Selain fokus pada kualitas produk, Jodi juga pintar membangun relasi. Makanya, saat awal merintis bisnis, banyak temannya yang mau menjadi investor untuk menambah modal usahanya. “Kami saling percaya saja dan serius menjalani usaha,” kata dia.
Dari modal usaha yang berhasil dikumpulkannya, ia lalu mengakuisisi dua industri rumahan kue di Bojong Koneng, Bandung, tak jauh dari tempat tinggal orangtuanya.
Dua industri rumahan itu adalah Ina Cookies dan J&C Cookies. Setelah diakuisisi, kedua industri rumahan itu dilebur dalam satu bendera usaha miliknya, yakni PT Bonli Cipta Sejahtera.
Jodi juga merekrut masyarakat sekitar pabriknya yang memang tidak memiliki pekerjaan. Awal mula merintis bisnis, Jodi memutar otak agar kuenya bisa dikenal masyarakat dan bukan hanya dinikmati saat Lebaran saja. Untuk memperkuat branding, ia lalu aktif mengikuti pameran kue dan roti di daerah-daerah.