jabarekspres.com, CIMAHI– Sampah merupakan salah satu persoalan yang sulit untuk diselesaikan. Meski ditampung ditempat pembuangan akhir (TPA) seluas apa pun, tetap persoalan sampah tidak akan habis. Hal tersebut dikatakan anggota DPR RI dari Partai Demokrat Agung Budi Santoso (ABS), usai meresmikan penggunaan Tungku tempat pembakaran sampah yang diberi nama ‘Tungku Salikun’ di Kampung Ubuk Jalan Muhamad Yamin, RT 3 RW 16, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Selasa (30/5).
Agung mengtakan, dibangunnya tungku salikun sebagai salah satu cara utuk menanggulangi masalah sampah di wilayah Rw 16 tersebut, yang sebelumnya tempat sampah warga berada di tengah-tengah pemukiman warga.” Mudah-mudahan bisa membantu masyarakat di wilayah Kota Cimahi yang kerap mengalami masalah pembuangan sampah,” katanya.
Dijelaskannya, ‘tungku salikun’ tersebut merupakan sebuah tungku berbentuk bangunan persegi, yang didalamnya diberi ruang untuk membuang sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga, dengan kapasitas sampah yang bisa dibakar seberat 400 kg. Dengan cara kerjanya, terdapat sebuah sumber api di dalam tungku tersebut, yang memanfaatkan sampah sebagai bahan bakarnya.”Nama salikun sendiri berasal.dari nama penemunya, yaitu Pak Salikun,” jelasnya.
Sedangkan perbedaan dengan pembakaran biasa, pembakaran yang dilakukan di tungku salikun ini, api akan tetap menyala selama sampah yang dibuang masih ada didalam tungku.
Dia menyebutkan, dalam pembangunan satu tungku diperlukan biaya kurang lebih sebesar Rp 20 juta, dan dikerjakan oleh orang yang ahli atau orang dari pemilik hak paten tungku tersebut.
Menurutnya, tungku salikun di RW 16 tersebut merupakan yang pertama di Jawa Barat, dan diharapkan bisa menjadi contoh untuk diterapkan di beberapa wilayah Kota Cimahi, Bandung, dan sekitarnya.
“Ini yang pertama di Kota Cimahi bahkan Jawa Barat. Kalau disini berhasil dan bisa dimanfaatkan untuk jangka panjang, mudah-mudahan bisa diterapkan di kota besar lainnya,” ungkap Agung.
Agung mengaku, dirinya akan mencoba mengusulkan agar untuk pengembangan pembuatan tungku salikun bisa masuk kedalam program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) yang merupakan program untuk infrastruktur dari Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).” Dengan dana yang cukup besar, saya akan coba mensinergikan dengan program KOTAKU. Saya akan coba mengusulkan agar tungku salikun ini bisa dimasukkan kedalam program tersebut. Jika memang bisa masuk ke program tersebut, maka kita akan ambil pendanaanya dari situ,” pungkasnya. (zis)