Sambut Raja Gustaf di Bandung

jabarekspres.com, BANDUNG – Raja Carl XVI Gustaf dan ratu Silvia dari Swedia dijadwalkan bakal melakukan kunjungan kenegaraan ke Kota Bandung, hari ini (24/5).

Wali Kota Ridwan Kamil menyatakan, Swedia memiliki kehebatan di bidang teknologi, musik dan desain. ”Makanya Swedia itu sedang serius menghubungi kami untuk.membuka pasaran furniture di sini yang affordable. Kedua kita juga ingin  transfer knowledge dengan designer-designer Swedia,” tutur Ridwan Kamil.

”Dengan kata lain, tidak hanya ekonomi digital smartcity teknologi, tapi juga pada basis UKM dan ekonomi kreatif,” sambungnya.

Dia menegaskan, hubungan dengan Swedia sudah terjalin cukup baik. ”Diplomasi ke Korea menghasilkan pelatihan buat SDM hasilkan bantuan flyover. Nah, ke Swedia juga sama hasil lobi karena hubungan saya dekat dengan dubes Swedia. Alhamdulillah, besok (hari ini)  adalah suatu kehormatan buat Kota Bandung,” terangnya.

Untuk diketahui, Indonesia berkesempatan mendapatkan transfer teknologi di bidang transportasi. Kerajaan Swedia menawarkan kerja sama riset dalam pengembangan infrastruktur transportasi sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan Raja Swedia Carl XVI Gustaf kemarin (22/5). Bidang infrastruktur transportasi merupakan satu di antara tiga kerja sama yang ditandatangani. Selain itu, ada kesepakatan bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan kerja sama di bidang industri kreatif.

Menlu Retno Marsudi menuturkan, tawaran Swedia berlaku untuk seluruh jenis transportasi. Baik darat, laut, maupun udara. ”Coverage-nya adalah inovasi, riset, produksi, perawatan, dan pendidikan,” ujarnya di Istana Bogor. Swedia memiliki sistem transportasi umum yang tergolong maju dan nyaman.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, sebenarnya keunggulan utama Swedia ada pada transportasi udara. Namun, karena transportasi daratnya juga berkualitas baik, pemerintah Indonesia cenderung mengincarnya. Khususnya moda transportasi bus.

Dia mengisyaratkan, pemerintah mengincar bus yang diproduksi Swedia. ”Kalau bisa, produksinya nanti di sini, jangan di sana,” tuturnya.

Meski demikian, pihaknya masih menanti tawaran detail dari pemerintah Swedia mengenai kerja sama infrastruktur transportasi. (pan/byu/c11/oki/rie)

Tinggalkan Balasan