Pada kesempatan itu pula dibagikan 1000 paket bingkisan sembako kepada masyarakat yang membutuhan.
Ketua Panitia MHABD 2017, Ina Wiyandini mengatakan, tahun ini merupakan penyelenggaran yang ke 28 kali. Semula pelaksanaan MHABD ditempatkan di Pendopo Kota Bandung. Namun sesuai dengan semangat berbagi yang lebih luas, penyelenggaraan beralih ke di Gedung Sate.
“Harapannya ke depan, bukan hanya di kota Bandung saja tetapi juga di kota-kota lain di Jawa Barat,” kata Ina.
Alumni nikah massal MHABD sampai saat ini lanjut Ina, sudah mencapai lebih dari 200 orang. Di penyelenggaraan tahun ini bukan hanya tunanetra saja yang dinikahkan tetapi juga para penyandang disabilitas.
”Para alumni nikah masal ini tidak hanya dinikahkan tetapi juga diberikan pelatihan kewirausahaan,” tuturnya.
Hal ini tentu sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menciptakan 100.000 wirausaha baru di Jawa Barat.
Selain pernikahan masal dalam acara tersebut juga digelar pemijatan yang dilakukan oleh 100 orang penyandang tunanetra terampil kepada 1.001 peserta yang juga sekaligus memecahkan Rekor ORI.
Dalam kesempatan tersebut Deddy pun mencoba merasakan sensasi pijatan dari salah seorang penyandang tunanetra.
”Enak pijatannya, kebetulan juga saya lagi flu berat malah sudah hampir tidur nih. Mungkin kecapaian juga yah,” tambah Deddy. (yan/gun)