Di ruas tol milik PT Jasa Marga, baru 47 persen gerbang tol otomatis (GTO) yang diperuntukkan pembayaran nontunai. Sisanya masih manual. Kendati begitu, gardu tol manual itu juga sudah dapat melayani pembayaran nontunai. Pembayaran dibantu petugas dalam melakukan taping kartu. ”Dari 988 gardu tol, masih ada 53 persen yang manual. Tapi, sudah bisa melayani pembayaran dengan uang elektronik,” jelas AVP Corporate Communication Jasa Marga Dwimawan Heru.
Pergantian gardu manual menjadi GTO tentu tidak dilakukan langsung sepenuhnya. Tapi secara bertahap. Pada awal Oktober pun, belum seluruh gardu disulap menjadi GTO. ”Yang jelas, pembayaran cash sudah tidak dilayani lagi Oktober nanti,” tegasnya. Untuk bisa migrasi total, pihaknya bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sudah menyusun beberapa strategi. Salah satunya, sosialisasi besar-besaran melalui kampanye nasional penggunaan uang elektronik. Event itu rencananya dicanangkan pada Mei 2017.
Selain itu, untuk menghindari chaos saat hari H pelaksanaan, pihaknya berencana menambah penjualan kartu-kartu yang digunakan untuk pembayaran di gardu tol. Upaya tersebut dilakukan untuk menghindarkan adanya antrean panjang atau keruwetan di gerbang tol saat pengguna jalan belum memiliki kartu pembayaran. Kartu yang digunakan pun semakin beragam. Bukan hanya produk dari bank-bank Himbara. Swasta pun sudah bisa diterima di ruas-ruas tertentu.
Pembayaran nontunai di jalan tol memang menjadi gagasan Bank Indonesia (BI) sejak lama. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menyatakan, manfaat menggunakan kartu adalah kecepatan bertransaksi. Selain itu, memudahkan masyarakat agar tidak repot menyiapkan uang tunai setiap memasuki jalan tol. ”Kita sosialisasi soal kemudahan ini sudah lama,” katanya. Menurut dia, bank sudah menyiapkan banyak infrastruktur serta melakukan kerja sama untuk mempersiapkan hal itu.
BI pun telah mencanangkan program national payment gateway (NPG). Artinya, BI bersama perbankan mendorong penciptaan cashless society melalui infrastruktur yang mampu beroperasi secara interoperabilitas dan interkoneksi. Semua reader uang elektronik di jalan tol nanti mampu membaca kartu uang elektronik yang diterbitkan semua bank. BI juga mendorong agar lebih banyak bank menjadi penerbit kartu uang elektronik.