jabarekspres.com, SOREANG – Warga korban banjir bandang di Kecamatan Pasir Jambu dan Kecamatan Ciwidey sepertinya harus bersabar. Sebab, Pemerintah Kabupaten Bandung saat ini belum bisa menggunakan “dana on call”
Bupati Bandung, Dadang M Naser mengatakan, Saat ini, pihaknya masih fokus menolong korban yang terkena dampak. Semmentara untuk pembangunan (perbaikan) belum bisa dilakukan sebab dana On Call yang berasal dari pemerintah pusat harus diajukan terlebih dulu.
Pihaknya sering mempertanyakan kepada pemerintah pusat kenapa dana on call tidak bisa digunakan untuk perbaikan rumah.Semestinya, dana on call bisa digunakan untuk perbaikan rumah yang terkena dampak bencana.
Terkait dengan angka kerugian akibat banjir bandang Ciwidey belum bisa diketahui. Sebab di mengakui belum menerima laporan mengnai total jumlah kerugian.
Menurtnyam penyebab terjadinya banjir bandang Ciwidey dikarenakan kondisi hutan yang rusak, pola tanam pertanian yang berdampak pada kurangnya resapan air.
Oleh karena itu diperlukan kepedulian dari masyarakat yang berada di hulu dan yang di hilir.
“Pola tanam kemiringan 40 derajat tidak boleh oleh sayur mayur tapi kopi. Dibawah 30 derajat bisa ditanami sayuran tapi harus ada terasing,” ungkapnya.
Dadang menambahkan selain mendorong dibuat biopori, pihaknya sudah bekerjasama dengan Perhutani untuk mengelola lahan kritis sebanyak 400 hektar. Bahkan, masyarakat dan perguruan tinggi diajak untuk mengelola lahan tersebut.
Selain itu, warga korban banjir mempertanyakan rencana pemerintah Kabupaten Bandung yang akan memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak akibat banjir tersebut.
Sebab, hingga saat ini, warga terkena dampak belum mengetahui sama sekali informasi tersebut.
“Perbaikan rumah sampai saat ini belum ada kabar. Pendataan udah ada untuk perbaikan (cuma) realisasi belum ada,” ungkap Suyoto Ketua RW 16 Kampung Kidul Barat.
Menurutnya, para korban berharap agar rumah-rumah mereka bisa diperbaiki segera. Sebab, hingga saat ini masih banyak korban yang terpaksa menginap di rumah saudara atau tetangga karena rumah yang rusak tidak bisa ditempati.
Suyoto menuturkan disamping membersihkan puing-puing rumah akibat banjir bandang yang menyapu tempat tinggal mereka. Warga sejauh ini masih belum memutuskan apakah ingin direlokasi atau tetap tinggal di bantaran sungai yang sudah beberapa kali terjadi banjir.