jabarekspres.com, CIMAHI – Masih banyaknya masyarakat yang beranggapan bahwa ber KB seolah-olah sama dengan proses pengguguran anak. Membuat sekitar 12 ribu ibu rumah tangga di Kota Cimahi belum ikut program Keluarga Berenca (KB).
Namun demikian, Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi mengklaim jumlah partisipasi masyarakat terhadap program Keluarga Berencana (KB) cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Dinsos P2KBP3A Kota Cimahi, jumlah kepesertaan KB mencapai 90 ribu orang atau sekitar 78,20%.
“Sebenarnya jumlah kepesertaan KB Kota Cimahi cukup tinggi. Sekitar 12 ribu lagi yang belum,” terang Kepala DinsosP2KBP3A Kota Cimahi, Erick Yudha saat ditemui disela-sela acara Pemanfaatan Peran Mitra Kerja dalam Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Tokoh Agama-Tokoh Masyarakat Kota Cimahi tahun 2017 di Aula Gedung A Pemkot Cimahi, Jalan. Rd. Demang Hardjakusumah, Senin (8/5).
Acara yang dihadiri sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat dari seluruh kelurahan yang ada di Kota Cimahi ini, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa program KB bukan suatu cara pengguguran.
Sehingga, untuk menjelaskan hal tersebut, pihaknya melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Masih ada yang berpikiran bahwa porgam KB ini prosesnya seolah-olah kaya mengugurkan, padahalkan tidak mengugurkan. Justru mencegah jangan sampai ketemu antara sperma laki-laki dengan induk telurnya. Kita mencegah seperti itu,” jelas Erick.
Dirinya menilai, tidak semua masyarakat memahami progaram KB, terutama dari sisi agama, seolah kita menggugurkan. Ia berharap dengan hadirnya para tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat mendorong masyarakat untuk ikut ber KB.
Selain itu, paradigma penggunaan KB, pihaknya juga ingin mencoba merubah mandset masyarakat yang tadinya terbiasa menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom bisa beralih mengikuti program KB jangka panjang..\
“Jadi kita akan terus gencarkan sosialisasi ke masyarakat kota Cimahi khususnya kepasangan usia produktif,”pungkas dia (zis/bun)