Kuota SBMPTN Hampir Penuh

Sementara itu, di tempat berbeda, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran (Unpad) Arry Bainus mengatakan, Unpad kembali menjadi PTN dengan jumlah peminat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tertinggi se-Indonesia. Yaitu mencapai 39.388 orang dengan jumlah pendaftar yang diterima 2.369 orang, atau sekitar 6,08 persen dari total pendaftar.

Arry menjelaskan, meskipun memiliki jumlah peminat tertinggi, angka ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Penurunan ini disebabkan adanya regulasi pembatasan jumlah pendaftar di setiap sekolah berdasarkan akreditasi. Sekolah berakreditasi A memiliki batasan jumlah pendaftar maksimal 50 persen dari sebelumnya sebesar 75 persen. Begitu pula sekolah berakreditasi B memiliki batasan maksimal 30 persen dari sebelumnya 50 persen.

Dengan tingginya jumlah peminat, Unpad menetapkan, calon mahasiswa yang diterima di jalur SNMPTN merupakan pendaftar pada pilihan pertama. Ini bertujuan agar calon mahasiswa yang diterima merupakan pendaftar yang serius dan konsisten memilih Unpad.

Untuk itu, Arry mengimbau kepada siswa yang sudah diterima di Unpad melalui SNMPTN untuk melakukan proses registrasi. Ia menilai, peserta yang lulus SNMPTN merupakan peserta dengan kualifikasi terbaik dan mampu bersaing dengan ribuan pendaftar lainnya.

Selain itu, jika ditemukan banyak angka yang tidak mendaftar, ini akan berpengaruh pada jumlah daya tampung Unpad selanjutnya. ”Saya menginginkan angka (yang tidak mendaftar) di Unpad itu 0 persen. Artinya, semua mendaftar, 100 persen mendaftar,” kata Arry.

Lebih lanjut Arry mengatakan, program studi Kedokteran menjadi prodi dengan jumlah peminat tertinggi yaitu 3.769 orang, disusul prodi Manajemen 3.194 orang, Farmasi 3.128 orang, Ilmu Komunikasi 2.786 orang, Akuntansi 2.690 orang, Psikologi 2.626 orang, Ilmu Keperawatan 2.468 orang, Ilmu Hukum 2.221 orang, serta Teknik Informatika 2.022 orang.

Terkait program afirmasi ”Unpad Nyaah ka Jabar”, tahun ini Unpad memberikan porsi yang lebih besar di prodi tertentu sesuai tingkat kebutuhan di setiap kota/kabupaten. Sebagai contoh, jika suatu kabupaten membutuhkan kontribusi di sektor perikanan, maka porsi calon mahasiswanya akan lebih banyak di prodi Perikanan.

”Dengan adanya penyesuaian itu diharapkan lulusan Unpad betul-betul terserap di daerahnya. Tidak lagi SDM itu mencari pekerjaan di kota-kota besar,” kata Arry. (pan/bbs/fik)

Tinggalkan Balasan