jabarekspres.com, BOGOR – Secara tidak sadar, setiap orang pasti pernah terlibat dalam organisasi. Mulai dari belajar kelompok di bangku sekolah, hingga mengikuti ekstrakurikuler OSIS, Paskibra, ataupun Pramuka. Pada dasarnya, organisasi berarti orang-orang yang berkumpul untuk mewujudkan tujuan yang sama, melalui kerjasama, perserikatan, maupun sistem aktifitas kerjasama.
Namun ada analogi yang unik yang dikemukakan Ketua Umum Paguyuban Putra Putri Baret Jingga (P3BJ) Netty Heryawan. Dia memaparkan ada empat tipe organisasi, pertama tipe pasar, dimana orang datang sangat ramai tapi dengan tujuan berbeda-beda. Organisasi tipe ini, sebutnya memiliki anggota yang banyak, namun kesemuanya tidak memiliki satu visi yang sama.
Kedua tipe angkot, penumpangnya bisa naik ataupun turun sembarangan. Organisasi tipe ini lanjutnya, memiliki maksud tujuan serta modal yang berbeda-beda. Bahkan niat anggotanya pun tidak sejalan dengan tujuan organisasi.
Ketiga tipe judi, dimana semua pemain punya visi yang sama, yaitu untuk menang. Akan tetapi langkah yang dilakukannya berbeda-beda, termasuk menghalalkan segala cara. Menurut Netty, organisasi tipe judi hanya menguntungkan sebagian pihak saja. Sedangkan tipe terakhir, tipe bangunan kokoh. Ada fondasi, tiang-tiang penyangga, dinding hingga pintu dan jendela, yang tentunya tidak bisa dibangun sekejap mata. Begitupun dengan organisasi, butuh kerja keras, pengorbanan, dan melalui proses yang panjang bahkan dihujani caci maki. Namun hanya organisasi yang solid lah yang mampu bermetamorfosa menjadi organisasi yang kokoh dan dapat mewujudkan visinya.
”Berorganisasi itu jangan seperti orang ke pasar, naik angkot, apalagi yang di meja judi. Organisasi itu harus seperti bangunan yang kokoh”, ungkap Netty saat memimpin rapat internal Paguyuban Putra Putri Baret Jingga (P3BJ), di Hotel Santika TMII, Jalan Pintu 1 TMII Cipayung, Jakarta Timur, belum lama ini.
Guna mendirikan organisasi dengan tipe bangunan kokoh tersebut, Netty mengatakan langkah-langkah yang dapat diambil, yakni dengan bersama-sama membangun komunikasi yang baik, memahami kedudukan dan tupoksi masing-masing anggota, memiliki semangat kebersamaan dan pengorbanan, serta membangun sikap saling memahami (mutual understanding) dan kelapangan dada.