Pejabat yang hobi bersepeda di jalan beraspal itu menegaskan tim pembuat soal sedang merancang ulang butir soal untuk ujian susulan. Dengan format butir soal yang lebih ringan, meskipun tetap berwujud animasi dan audio, diharapkan bisa dibaca komputer sekolah dengan spesifikasi minimal. ’’Kita berharap ganguan tidak terjadi lagi,’’ jelasnya.
Pakar IT yang juga menjadi koordinator UNBK Ari Santoso menjelaskan masalah soal ujian tidak muncul, bukan karena kesalahan atau kelemahan perangkat di panitia pusat. Dia menjelaskan komputer di sekolah untuk UNBK spesifikasnya tentu sangat beragam. Sehingga saat ujian berlangsung, ada beberapa komputer yang tidak bisa membaca butir soal ujian berbasis animasi dan audio.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Kemendikbud (BKLM) Kemendikbud itu menjelaskan tim teknis di Puspendik Kemendikbud tentu menjadikan kasus itu sebagai pelajaran. Sehingga saat digelar ujian susulan nanti, kasus serupa tidak terulang kembali. (wan/fik)