jabarekspres.com, JAKARTA – Rekor peserta ujian nasional (unas) susulan terbanyak sepanjang sejarah bisa jadi terpecahkan tahun ini. Data sementara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), untuk kelompok SMK saja, ada 35 ribu lebih siswa yang harus ikut unas susulan.
Banyaknya jumlah siswa yang terpaksa harus ikut unas susulan itu disebabkan banyak faktor. Di antara yang paling banyak adalah, gangguan teknis yang terjadi pada ujian nasional berbasis komputer (UNBK) hari keempat, Kamis lalu (6/4). ’’Jika dibandingkan dengan total peserta UNBK SMK, yang harus ujian susulan itu setara dengan 3 persen,’’ kata kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam kemarin (7/4).
Guru besar Fakultas Teknik UGM Jogjakarta itu menjelaskan jumlah peserta UNBK SMK tahun ini mencapai 1.172.511 anak. Dengan perincian 1.133.701 anak melaksanakan UNBK di sekolahannya sendiri. Lalu sisanya sebanyak 38.810 anak menjalankan UNBK dengan menumpang di sekolah lain.
Sedangkan siswa SMK yang masih menjalankan unas berbasis kertas ada 136.564 anak.
Kemendikbud sudah menetapkan ujian susulan untuk kelompok SMK digelar 18-19 April depan. Peserta ujian susulan yang kebanyakan bermasalah saat mata pelajaran teori kejuruan, bakal melakoni ujian pada Rabu (19/4).
Nizam menjanjikan akan memperbaiki format soal ujian untuk ujian susulan nanti. Dengan perbaikan format itu, diharapkan butir soal ujian yang sebelumnya dikeluhkan hilang atau tidak muncul, bisa dibaca di komputer sekolah. Seperti sudah diduga sebelumnya, soal ini tidak muncul karena formatnya tidak support dengan perangkat lunak (software) di komputer sekolah.
Dalam perbaikan format soal ujian itu, Nizam menjelaskan soal baru dibuat dengan format lebih sederhana. Sehingga tidak membutuhkan piranti lunak yang terbaru (up to date). ’’UNBK mata pelajaran kejuran, itu memang komplek,’’ katanya. Sebab tercatat ada 169 jenis kejuruan yang ada. Kemudian ada yang berbasis Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006. Sehingga total ada 338 macam materi ujian.
Nizam mengatakan dari jenis kejuruan sebanyak itu, ada 18 mata pelajaran yang menggunakan soal ujian berbasis animasi dan video. ’’Ternyata di sekolah ada komputer yang piranti lunak dan piranti kerasnya tidak cukup kuat untuk menampilkan butir soal animasi dan video itu,’’ urainya. Tak pelak akhirnya banyak siswa yang kaget karena soal ujian mendadak hilang atau tidak muncul.