Ketua Penelitian Balar Bandung Dr Lutfi Yondri M Hum mengaku, telah merekomendasikan ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan agar lokasi Gua Pawon telah ditetapkan sebagai lokasi cagar budaya untuk setingkat Provinsi Jawa Barat. Terkait Gua Pawon yang ditetapkan sebagai lokasi cagar budaya, lanjut Lutfi, maka kepemilikan lahan tidak menjadi masalah jika menjadi bagian dari kepemilikan masyarakat setempat. ”Seharusnya ada pemeliharaan serta fasilitas untuk mendukung lokasi sebagai tempat edukasi masyarakat yang datang,” tandasnya. (fik/drx/rie)
Sulitnya Mengubah Kenyataan
Rencana pengembangan wisata bernilai sejarah di area Gua Pawon memang pernah dicetuskan Abukabar sejak periode pertama dirinya menjabat sebagai Bupati Bandung Barat. Namun, rencana sejumlah tender bagi pengembangan kawasan tersebut sudah beberapa kali dicanangkan, mentah oleh persoalan lahan.
Untuk diketahui, kawasan karst Citatah termasuk warisan tertua di Pulau Jawa. Terbentang sepanjang enam kilometer dari Tagog Apu hingga selatan Rajamandala, jajaran gunung batu ini terbentuk pada zaman Miosen, 20-30 juta tahun silam (KRCB, 2006).
Gunung-gunung batu gamping atau yang biasa lebih dikenal sebagai batu kapur menjadi ciri khas kawasan ini. Tapi gambaran prasejarah itu tak seindah imajinasi. Sebab, semua itu tergerus gairah kehidupan pertambangan di kawasan ini.
Penuh debu dan kepulan asap pekat tanda meriahnya aktivitas penambangan di kawasan ini. Walhasil, jalan karya Daendels itu pun kini tak segagah dulu. Salah satunya, sejak dibangunnya jalan tol Cipularang.
Abubakar mengaku, terus berupaya meyakinkan warga agar mau dilakukan pembebasan lahan bagi pengembangan kawasan wisata sejarah Gua Pawon. Dia juga berharap bisa menggugah masyarakat setempat untuk memahami kesulitan pemerintah daerah dalam mewujudkan pengembangan kawasan Gua Pawon sebagai kawasan bernilai sejarah. ”Nanti saya akan undang pemilik lahan dengan adanya temuan (kerangka manusia prasejarah) terbaru ini dan kita akan tanya lagi. Barang kali bisa balik pikir,” katanya.