”Di sana tentunya bisa menyusun teka-teki perkembangan manusia serta kondisi lingkungan di Jawa Barat. Sebab mereka hidupnya berkelana dan pola hidupnya masih memungut apa yang ada di alam. Jadi saya yakin masih ada kerangka manusia prasejarah di daerah lainnya di Jawa Barat,” terangnya.
Menurut Bachtiar, ketertarikan akan penelitian perkembangan manusia prasejarah di kawasan Gua Pawon bahkan telah menggugah arkeolog asal Perancis, yakni Jean Christophe (Agustus, 2009) untuk melakukan penelitian. Jean Christophe menyarankan adanya penilitian lebih lanjut untuk kawasan di sekitaran Gua Pawon. ”Sangat mungkin kerangka ini merupakan kerangka tertua yang pernah ditemukan di Indonesia bagian barat. Perlu adanya penelitian lanjutan yang intensif di kawasan ini, karena manusia tidak diam di satu tempat, melainkan terus menjelajah,” kata Jean seperti ungkapkan kembali Bachtiar.
Disinggung soal kondisi Gua Pawon saat ini, menurut Bachtiar, kondisinya belum tertata dengan baik. Hal itu salah satu sebabnya lantaran belum sepenuhnya melibatkan orang-orang ahli, seperti ahli landscape, ahli biologi, ahli museum, ahli geografi dan ahli geologi.
Sementara itu, terkait dengan pengembangan area Gua Pawon di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat terganjal persoalan lahan warga. Padahal, Pemrov Jawa Barat bersama Pemkab Bandung Barat sudah memiliki rencana akan mengembangkan wilayah tersebut hingga luas 7 hektare. Namun, warga yang memiliki lahan di sana menolak untuk dibebaskan.
Bupati Bandung Barat Abubakar membenarkan, penolakan warga untuk dibebaskan di sekitar Gua Pawon. Padahal, dirinya sudah mengeluarkan peraturan bupati (perbup) soal rencana pengembangan area Gua Pawon sebagai kawasan objek wisata sejarah.
Bahkan rencana tersebut telah melahirkan sebuah DED (Detail Engineering Design). Teknisnya, Gua Pawon akan dibuatkan sebuah museum dan galeri tentang kehidupan manusia prasejarah.
”Pengembangan kawasan tersebut sudah sejak lama. Tapi terganjal persoalan lahan milik warga yang menolak dibebaskan. Di satu sisi pemerintah daerah meminta kepada masyarakat untuk dibebaskan kepada masyarakat bagi proyek ini tapi masyarakat tidak ingin dibebaskan,” tegas Abubakar.
”Warga pemilik lahan tidak mau ada pembebasan lahan tapi warga ingin ikut dalam manajemen di sana. Mereka ingin tetap berkontribusi dan ikut ingin diberi akses menjadi di situ dan itu jadi alasan sulitnya pengembangan di kawasan Gua Pawon,” terangnya.