jabarekspres.com – PENEMUAN dua kerangka manusia pra sejarah berusia 9500 tahun di Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pekan kemarin, seharusnya membuka mata masyarakat untuk merawat situs bersejarah. Namun nyatanya, kondisi Gua Pawon di kawasan Karst Citatah terancam rusak. Sebab, saat ini, penambangan batu di Karst Citatah semakin marak.
Di balik masifnya alih fungsi lahan di Karts Citatah, memang jauh api dari panggang. Daerah ini awalnya di peruntukkan sebagai kawasan konservasi (pelestarian atau perlindungan, Red). Namun kawasan ini justru berkembang sebagai kawasan penambangan kapur.
Semakin banyaknya perusahaan penambangan kapur, berujung persoalan konversi lahan dari area konservasi dan pertanian menjadi area eksplorasi tambang melalui penerbitan Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD). Tak sekadar pengusaha, banyak warga yang akhirnya bergantung pada Karts Citatah.
Peneliti dan pemerhati Karst Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo mengatakan, adanya batu gamping di area Karst Citatah menunjukan bukti bahwa dahulu kala Bandung merupakan lautan dangkal. ”Mana mungkin ada batu karang di atas bukit? Itu artinya, Bandung itu dahulu laut. Karena kalau sengaja manusia membawa batu gamping atau batu kapur dari sungai ke atas, tidak masuk logika karena di atas juga sudah terdapat batuan,” ujar Budi kepada Jabar Ekspres saat ditemui di Kantornya di Prodi Teknik Geologi, KK Geologi Terapan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB, belum lama ini.
Budi mengatakan, pemerintah daerah baik pemkab Bandung Barat maupun pemprov Jabar segera mengambil tindakan tegas terkait aktivitas tambang yang mengancam kelangsungan Karst Citatah. Menurut dia, temuan manusia purba di Gua Pawon diperkirakan akan bertambah.
”Kami para peneliti tidak menolak tambang. Namun jika merusak alam kan tidak bisa dibiarkan,” ujar dia.
Sebaiknya, menurut dia, kawasan itu dibenahi menjadi tempat wisata yang memiliki nilai jual tinggi. Potensinya sudah ada, tinggal pemda mau mengembangkannya.
Budi mengatakan, penemuan kerangka manusia purba di Gua Pawon merupakan pertama dan satu-satunya di Jawa Barat dan Indonesia bagian barat.