jabarekspres.com, BANDUNG – Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan (FISIP Unpas) menggelar Mini Multi-Stages Negotiation Simulation (MSNS) berkaitan dengan ASEAN Foreign Ministers’ Statement on Terrirosm di Aula Suradiredja Unpas, Jalan Lengkong Besar, kemarin (25/3). Simulasi sidangini sebagai lanjutan seminar bertemakan ASEAN dan Penanggulangan Terorisme di Kawasan yang telah digelar di tempat sama Jumat (24/3).
Ketua Panitia MSNS Taufik mengatakan, simulasi ini agar para mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI) mempunyai soft skill mengenai diplomasi dan negosiasi.
”Kami dari jurusan Hubungan Internasional mempunyai komitmen untuk menciptakan lulusan yang baik dan memiliki skill,” ujar Taufik
Selain itu, ada negosiasi dan pembuatan draft. ”Hal ini dilakukan untuk mengasah soft skill mahasiswa agar mempunyai kemampuan untuk bekerja di luar negeri nantinya. Dan tidak mesti ke Kementrian Luar Negeri karena menurut kami, apapun itu pasti yang mereka lakukan akan bermanfaat di ruang kerja manapun,” ujar Taufik.
Dia menargetkan mahasiswa faham dalam bersidang internasional terutama dalam ASEAN. Kebetulan Hubungan Internasional Unpas ini memiliki fokus kajian di kawasan Asia Tenggara atau dalam konteks kerjasama regional ASEAN.
”Isu terorisme ini memang semakin meluas kemudian menjadi perhatian publik. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia juga. Nah yang dilakukan oleh mahasiswa HI Unpas itu kali ini mereka merepresentasikan sebagai diplomat dari salah satu negara di ASEAN. Misalnya mahasiswa yang berperan dari Malaysia, dia seolah-olah layaknya diplomat Malaysia asli yang memperjuangkan posisi mereka. Dan statement mereka mengenai terorisme dalam sidang ini di-setting sebagaimana aslinya. Temanya pun sesuai dengan posisi dasar Negara,” ujar Taufik.
Simulasi MSNS ini diikuti angkatan 2013 karena mereka akan menghadapi dunia kerja. Pria yang menjawab Ketua Laboratorium HI Unpas ini menambahkan, MSNS memberikan output bagi masyarakat luasnya khususnya bagi mahasiswa HI Unpas mengenal tentang isu terorisme dan tatacara bernegosiasi dengan konteks international.
Mereka bagaimana dia berhadapan dengan media karena mereka harus berbicara dan memberikan informasi kepada negera dan warga negaranya.