jabarekspres.com, JAKARTA – Deklarasi dukungan Partai Nasdem kepada Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil maju sebagai calon gubernur dinilai berpotensi blunder politik bagi masa depan karir politiknya.
Langkah terlalu dini menerima pinangan untuk dicalonkan sebagai calon pada pemilihan gubernur 2018 mendatang menjadi potensi masalah yang tidak sedikit.
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Muradi mengatakan, ada lima alasan mengapa potensi pria yang akrab disapa Emil itu melakukan blunder politik.
Pertama, deklarasi tersebut membuat warga Kota Bandung merasa ditinggalkan. Dengan sisa waktu kurang dari dua tahun, kehadiran RK pada deklarasi tersebut juga mensiratkan ambisi politiknya yang menggebu.
Secara etika politik, baik bagi RK untuk tetap fokus menuntaskan program kerjanya di Bandung. Meski tetap harus membangun komunikasi dengan partai-partai politik dan relawan dalam kerangka pilgub Jabar 2018.
”Sebab, pasca deklarasi ini juga akan membawa konsekuensi mengganggu konsentrasi RK dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kepala daerah di Kota Bandung,” kata Muradi kemarin (19/3).
Kedua, lanjut Muradi, deklarasi itu juga secara eksplisit menutup ruang koalisi bersama dalam pengajuan RK sebagai bakal cagub Jabar 2018. Dengan hanya kima kursi di DPRD Jabar, keberadaan Nasdem tentu tidak akan bisa mengajukan sendiri dalam mengusung Emil. ”Perlu dukungan dari partai lain,” tegasnya.
Dia menambahkan, langkah Nasdem dengan mengambil momentum tersebut akan menbuat partai-partai lain berpikir dua kali untuk ikut dalam gerbong dukungan ke Emil. Sementara partai politik lain yang sejak awal ingin mengusung Emil juga akan mengambil sikap yang sama. ”Situasi ini tentu akan menyandera Emil dalam situasi politik yang tidak cukup nyaman,” tuturnya.
Ketiga, Muradi menambahkan, Emil juga berpotensi tersandera oleh politik kepentingan dari Partai Nasdem. Meski Nasdem menegaskan tetap membuka ruang bagi dukungan bersama, tapi sebagai yang pertama kali mengusung dan mendeklarasikan sebagai bakal cagub, partai besutan Surya Paloh itu memilih untuk membangun daya tawar politik kepada partai-partai politik lainnya.
Keempat, pascadeklarasi itu, akan mengubah peta politik di Jabar. Partai politik yang sejak awal menunggu waktu yang tepat kemudian melihat situasi tersebut bukan tidak mungkin akan membangun barisan yang lebih kokoh namun pragmatis.