bandungekspres.co.id, BANDUNG – Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H. Cucun Ahmad Syamsurijal memanfaatkan waktu resesnya dengan menyosialisasikan empat pilar kebangsaan kepada ratusan warga dan kader PKB di Cimenteng Indah, Kampung Cimenteng, Desa Jagabaya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, kemarin (20/2).
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan merupakan program MPR RI. Yakni menanamkan pemahaman tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika kepada masyarakat.
Acara tersebut juga dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Bandung Fraksi PKB H. Asep Samsudin dan Kapolsek Cimaung IPTU Joko P. SH.
Dalam sambutannya, Cucun mengungkapkan kebahagiannya dapat bertemu langsung dengan masyarakat Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung untuk menyosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan. Tujuannya, dalam rangka mempertahankan keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
”Fenomena yang ada karena sekarang, pendidikan moral di lembaga pendidikan formal terdapat satu kesalahan pasca reformasi. Saya nyatakan ini salah satu kesalahan, karena mereka tidak faham dari satu sisi histori, bagaimana negara ini berdiri, siapa yang mendirikan bangsa, kemudian dan apa yang mereka harus lakukan ketika sudah menjadi warga Bangsa Indonesia,” kata H. Cucun.
Menurut H. Cucun, dahulu saat sekolah ada Pendidikan Moral Pancasila (MPM). Pelajaran tersebut, kata dia, merupakan bagian pendidikan sejarah bangsa. Sehingga masyarakat mengetahui dari sisi mana bisa merdeka. Sedangkan negara lain tidak bisa merdeka, bahkan ada negara lain sangat berterima kasih karena kemerdekaannya itu dibantu Indonesia.
”Ini semua nggak faham. Akhirnya, generasi kita mudah terprovokasi, terbakar, terhasut, karena mereka tidak punya kekuatan idiologi kehidupan berbangsa dan bernegara,” urainya.
Oleh karena itu, tutur H. Cucun, pihaknya di MPR, semua anggota DPR dan DPD duduk bersama untuk menegaskan bahwa sosialisasi empat pilar kebangsaan ini wajib disampaikan. Hal ini karena pemahaman Pancasila dianggap masyarakat hanya suatu tekstual saja. Tapi penerjemahaan bagaimana, kehidupan berbangsa dan bernegara itu tidak ada satu media untuk menyampaikannya.