bandungekspres.co.id, SOREANG – Penanaman bibit pohon aren oleh Pemerintah Kabupaten Bandung di Desa Cipelah Kecamatan Rancabali pada 2013 lalu dinilai gagal. Ribuan bibit pohon aren asal Tomohon Sulawesi Selatan yang ditanam, mati karena tak dipelihara.
Kepala Desa Cipelah Ade Hidayat mengatakan, penanaman bibit pohon aren yang dilakukan Bupati Bandung Dadang M Naser pada April 2013 lalu di desanya, tidak membuahkan hasil. Kata dia, semua bibit pohon aren asal Tomohon Sulawesi Selatan yang digadang-gadang bisa tumbuh lebih cepat dan dapat mulai dipanen dalam waktu 6-7 tahun.
”Saya lihat enggak ada yang berhasil penanaman bibit pohon aren itu. Mungkin bibit tanaman dari sana itu tidak cocok ditanam disini sehingga tidak ada yang jadi,” kata Ade, Senin (20/2).
Baca Juga:Kekurangan Personel Tim USRFestival Seni Bandung Bakal Digelar Tiap Tahun
Ade mengatakan, selama ini pohon aren yang tumbuh dan banyak disadap niranya oleh warga adalah pohon aren liar. Pohon aren liar, biasanya tumbuh di lahan-lahan milik warga dari biji aren yang dibawa oleh hewan careuh (luwak). Karena memang, menurut kepercayaan masyarakat, pohon aren sulit tumbuh dengan baik jika sengaja ditanam oleh manusia.
”Ya yang selama ini masih tumbuh dan dimanfaatkan oleh warga adalah pohon aren yang tumbuh liar dari careuh. Kalau yang sengaja ditanam enggak ada yang jadi,” ujarnya.
Ade melanjutkan, saat ini pohon aren yang ada di desanya dan masih produktif, kurang lebih sebanyak seribu pohon. Pohon aren ini dimanfaatkan oleh sekitar 5 persen penduduk Desa Cipelah yang totalnya sebanyak 8.827 jiwa, tersebar di 15 RW dengan 52 RT. Sedangkan sisanya penduduk di Desa Cipelah bermata pencaharian sebagai pekerja di perkebunan, buruh tani dan berdagang.
”Kalau soal kemampuan produksi totalnya kami juga kurang tahu. Soalnya kebiasaan para perajin gula aren ini langsung berhubungan dengan para bandar yang datang langsung ke perajinnya, bahkan bandar ini sudah bayar dimuka,” katanya.
Ade mengatakan, pada masa lalu, menyadap aren menjadi mata pencaharian utama warganya. Namun, seiring perkembangan jaman, lambat-laun daerahnya yang dulu dikenal sebagai salah satu sentra gula aren terbaik di Bandung Raya itu mulai redup.
