Waspadai Penyebaran Penyakit Antraks

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat menyebarkan surat edaran ke setiap kecamatan. Hal tersebut dilakukan menyusul adanya dugaan temuan penyakit antraks di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta yang menewaskan satu orang.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan di Disnakan Bandung Barat Rachmat Suryadji menyatakan, surat edaran tersebut agar mewaspadai akan penyakit antraks pada hewan sapi. Bahkan, Kabupaten Bandung Barat sudah menerima surat edaran dari pemerintah pusat atas kejadian tersebut.

”Kami sudah menerima surat edaran tersebut dan kami sampaikan juga ke setiap kecamatan,” ungkap Rachmat kepada wartawan di Ngamprah, belum lama ini.

Sejauh ini, untuk di Kabupaten Bandung Barat belum ada laporan adanya temuan penyakit antraks baik yang menyerang hewan ternak atau manusia. Kendati demikian, sebagaimana standar prosedur dari pemerintah pusat dan provinsi.

Pihaknya melalui Tim Unit Reaksi Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis (URCPHMS), akan melakukan survei lapangan. ”Kita punya tim supaya mewaspadai barangkali dalam ternak ada temuan gejala antraks yang harus dilaporkan,” katanya.

Dikatakan Rachmat, untuk kasus antraks kali ini, kewaspadaan yang harus lebih ditingkatkan justru datang dari hewan kiriman luar. ”Hewan-hewan yang masuk ke Bandung Barat harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan sebelumnya ada pemeriksaan laboratorium juga saat cek poin,” terangnya.

Di antaranya untuk sapi perah 37 ribu ekor, sapi potong 6.300 ekor, domba 446 ribu ekor, kambing 35 ribu ekor dan kerbau 3.200 ekor. Rachmat menjelaskan, Bandung Barat sudah dinyatakan sebagai daerah yang terbebas dari antraks sejak tahun 1973. Kendati demikian, menjadi daerah yang terancam atas munculnya penyakit antraks.

Pihaknya mengimbau, masyarakat tidak perlu cemas untuk mengkonsumsi daging sapi atau hewan ternak ruminansia lainnya. Sebab, jika cara pengolahannya dilakukan dengan benar maka bakteri bacillus anthracis ini akan mati. Seperti saat mengolah daging gunakan sarung tangan. Lalu saat memasak disarankan harus bersuhu 100 derajat selama lima menit atau selama 45 menit untuk suhu 90 derajat.

”Masyarakat tetap tenang dan tidak usah khawatir untuk mengkonsumsi daging,” tandasnya. (drx/nit)

Tinggalkan Balasan