Larang Kenaikan Uang Kuliah

Terkait sumber pemasukan yang lain, Ferdi mengungkapkan, universitas sebenarnya bisa mengambil inisiatif untuk meng­galang dana sumbangan dari alumni atau orang tua, seperti wacana yang saat ini sedang bergulir di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Namun, dia menegaskan bahwa dana itu harus transparan dan punya dampak jelas.

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, pola pikir PTN di Indonesia cenderung kurang kreatif untuk mengumpulkan pundi-pundi keuangan. Dia lantas mencontohkan sempat mengajari mahasiswa PTN papan atas di Surabaya untuk berwirausaha. Tetapi, ujung-ujungnya ditolak oleh jajaran dekanat. Alasannya, mahasiswa harus fokus belajar. ”Padahal, jika mahasiswa punya tambahan penghasilan, bisa untuk membantu biaya kuliah,” jelasnya.

Selain itu, kampus seharusnya bisa bekerja sama dengan pihak-pihak lain untuk mendapatkan pundi-pundi keuangan. Dengan demikian, kampus tidak mudah mengambil cara singkat dengan menaikkan UKT.

Dia mengakui bahwa biaya operasional pendidikan tinggi sangat besar. Untuk itu, sejumlah kampus swasta di Jakarta membuat unit bisnis. Unit bisnis tersebut bisa menghasilkan uang untuk menutup operasional perkuliahan. ”Sehingga beban yang ditanggung mahasiswa tidak besar-besar amat,” jelasnya. Bagi Indra, kampus menjalankan bisnis itu sah. Asalkan transparan dalam pengelolaan keuangannya. (bil/wan/c6/ang/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan