Anak Meninggal, Budiawan Abdikan Diri Jadi Porter di RS Cipto Mangunkusumo

Sepeda motor yang sehari-hari dipakai ngojek dia bawa membelah jalanan ibu kota. Tiga puluh menit berselang, Budiawan sudah kembali. Berjalan melintasi lorong RSCM, dia kemudian masuk ruang operasi. Begitu keluar, dia tampak lega. Tidak lagi terlihat cemas. Dia lantas menghampiri Jawa Pos dan Budi lagi.

Tapi, belum lama duduk di ruang tunggu, telepon genggam Budiawan kembali berdering. Kali ini dia dapat perintah mengambil obat yang sudah disiapkan di ruangan lain. ”Sebentar ya,” kata dia, lantas berjalan.

Lima belas menit kemudian dia kembali. Budi yang melihat Budiawan hilir mudik mengurus operasi anak dan istrinya berkali-kali menghela napas panjang untuk meredakan ketegangan. ”Untung ada Pak Budiawan yang membantu. Terima kasih, Pak,” ucapnya kepada Budiawan yang menyambutnya dengan senyum.

Begitulah Budiawan. Dia adalah satu di antara sejumlah relawan yang mengabdikan diri di RSCM. Tugasnya ialah mendampingi keluarga pasien yang naik meja operasi. Termasuk mengambilkan dan mengantarkan kebutuhan operasi yang dipesan dokter di ruang operasi. Dia sudah hafal di mana berbagai keperluan operasi itu berada.

Lantaran bukan karyawan RSCM, Budiawan biasa disebut porter obat. Tapi, dia lebih senang disebut relawan. Sebab, niatnya mengambil tawaran RSCM menjadi porter bukan mencari uang, melainkan mengabdikan diri. ”Saya sudah janji sama diri saya sendiri untuk membantu keluarga pasien. Saya tidak ingin keluarga pasien mengalami seperti saya,” ucap dia.

Janji itu terucap setelah buah hati Budiawan yang mengidap kanker darah stadium empat akhirnya meninggal pada pertengahan 2015. Ceritanya bermula pada akhir 2014, saat Budiawan membawa anaknya, Muhammad Hasan Albana, dari Jambi ke Jakarta. Tujuannya ialah berobat.

RS Kanker Dharmais menjadi tempat pertama yang dia datangi. Begitu tiba di RS Kanker Dharmais, Budiawan diarahkan untuk membawa putranya ke RSCM. Sebab, pasien di Dharmais sudah terlampau banyak. Sehingga harus mau antre panjang apabila ingin ditangani RS tersebut.

Melihat kondisi Hasan yang sudah parah, Budiawan akhirnya membawanya ke RSCM. Sejak saat itu Budiawan sering bolak-balik ke RSCM. ”Saya bertiga dengan istri dan anak. Naik motor Bogor-Jakarta,” kenang dia.

Tinggalkan Balasan