bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Barat mengimbau masyarakat agar lebih cerdas mencerna isu yang berkembang. Hal ini diungkapkan Kepala Grup Kantor KPw BI Jabar Siti Astiyah saat sosialisasi pecahan uang NKRI emisi 2016 di Kodiklat TNI AD, Jalan Aceh, Kota Bandung, belum lama ini.
Menurut Siti, teknologi tidak bisa dibendung. Isu tidak benar (hoax) bisa dengan cepat menyebar di masyarakat. ”Pasca keluar uang NKRI emisi 2016, banyak hoax yang muncul. Di ataranya, pemilihan gambar pahlawan yang diragukan. Padahal, dalam menetapkan gambar pahlawan, BI melakukan survey dan riset,” ujar Siti.
Dia mengatakan, gambar pahlawan di uang baru tersebut menunjukan representatif NKRI. ”Pahlawan yang terpilih mewakili Indonesia dari Aceh sampai Papua, dari Sabang sampai Meraoke” tegas dia.
Selain itu, Siti juga membantah uang baru itu tidak dicetak oleh Peruri. Dia mengatakan, dalam uang baru terdapat tulisan bahwa uang dicetak Peruri.
”Ada di bawahnya tulisan Peruri. Melihatnya memang harus pakai kaca pembesar,” imbuh dia.
Soal lambang yang menyerupai partai terlarang yakni palu dan arit, dirinya menyatakan bahwa pencetakan uang dengan teknik rectoverso. Teknik ini saling mengisi antara depan dan belakang. ”Jika diterawang itu lambang BI. Saya juga heran kenapa masyarakat dengan mudah menyimpulkan itu logo palu dan arit,” ujarnya.
Lebih lanjut menurut Siti, hoax yang muncul di masyarakat tentang uang yang menyerupai Yuan. Padahal, kata Siti, jika dibandingkan dengan mata uang Tingkok jauh berbeda.
”Dari gambar pahlawan sudah jelas kelihatan beda. Yuan kan Cuma satu gambar pahlawan, sedangkan rupiah tiap nomimal berbeda. Dari segi warna juga yuan dan rupiah jelas beda,” ungkap dia.
Menurut dia, masyarakat harus mencintai produk dalam negeri. Dalam uang NKRI emisi, terdapat berbagai macam kekayaan yang ditampilkan. Baik kekayaan alam maupun budaya.
”Uang ini sebagai kedaulatan NKRI. Maka itu, mari kita cintai dan perlakukan uang itu dengan benar,” ujarnya.
Sedangkan Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPwBI Jabar Mikael Budisatrio mengatakan, dengan beredarnya uang rupiah TE 2016 ini diharapkan tindak pidana pemalsuan mampu ditekan.