Mendikbud Tak Paksakan UNBK

Fenomena siswa menumpang ujian sejatinya bukan hal baru. Hal itu telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah sekolah pelaksana UNBK tahun ini sangat banyak karena standarnya diturunkan. Tahun lalu standar sekolah yang boleh melaksanakan UNBK adalah yang memiliki perbandingan komputer dan siswa 1:3. Artinya, satu komputer untuk tiga siswa.

”Sekarang standar itu diturunkan. Cukup memiliki 20 unit komputer sudah bisa UNBK,” ungkap Mansur. Untuk sekolah dengan jumlah siswa yang banyak, ketersediaan 20 unit komputer tersebut sangat riskan. Ketika masih menggunakan sistem rasio, banyak jadwal UNBK yang molor karena harus bergantian. Hal itu mengganggu gelombang berikutnya.

Selain itu, ada kasus server mati. Padahal, siswa dan jadwal sudah diatur dengan baik. ”Ada yang semuanya sudah siap, ternyata ada pemadaman listrik,” kata pengurus Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) NTB itu.

Ada juga kasus sekolah yang menumpang karena jumlah siswanya tidak memenuhi standar minimal sebagai penyelenggara ujian. Misalnya, siswanya tidak sampai 20 anak. Alhasil, mereka harus menumpang ujian di sekolah lain. (byu/wan/c7/ca/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan