bandungekspres.co.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Jawa Barat terus menggalakkan kewajiban literasi. Ini sebagai bentuk membiasakan memperoleh informasi melalui kegiatan membaca buku.
Netty Prasetiyani yang dikukuhkan sebagai Bunda Literasi mengatakan, di Indonesia indeks minat baca di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan negara lain. Bahkan menurut Unesco, minat baca di Indonesia kalau dirata-ratakan hanya 4 buku dalam satu tahun. Sedangkan untuk standarnya ditetapkan 7 buku setiap tahunnya.
”Bahkan 4 buku ini boleh jadi tidak tuntas, karena sekarang masyarakat banyak memiliki kesibukan,” jelas Netty di West Java Leaders Reading Challange Jabar Literatur di Gedung Pusdai, kemarin (19/12).
Di tengah persaingan Global yang semakin ketat, kata dia, masyarakat Indonesia harus memiliki tiga hal. Yaitu harus memiliki karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi. Dia berpandangan, tiga poin tersebut harus dibangun di provinsi Jabar.
Menurutnya, dengan memiliki karakter tersebut bangsa ini dapat dipastikan dapat membangun kompetensi untuk memenangkan persaingan global yang sudah semakin jelas ancamannya.
Dirinya mencontohkan kota Dubai dulunya hanya hamparan gurun pasir. Tetapi berkat kepiwayan Syekh Muhammad Bin Makhtum, kota tersebut sedikit demi sedikit menjelma jadi kota besar dan diminati wisawatan global.
”Syekh Muhammad Bin Makhtum pernah berujar bahwa kita seperti seekor rusa di tengah kumpulan singa yang siap menerkam. Maka pilihannya hanya dua yaitu kita diam dan diterkam atau lari dan menjadi pemenang,” paparnya.
Dari cerita itu, lanjut Netty, berdasarkan kondisi bangsa Indonesia ini yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Maka jangan sampai membuat masyarakat terlena atau bahkan cenderung terbawa arus negatif globalisasi. ”Ini jangan dibiarkan. Bangsa ini adalah bangsa yang memiliki karakter,” ucap Netty.
Untuk itu, literasi merupakan tanggung jawab bersama. Bukan saja tanggung jawab pemerintah, tapi juga orang tua. Sehingga literasi juga bisa dibiasakan di rumah-rumah melalui pembinaan para orang tua.
Dirinya mengimbau kepada seluruh orang tua untuk mengembangkan literasi ini di lingkungan keluarga dengan memberikan buku sebagai bahan bacaan. Bukan malah memberikan gadget. Sebab pilihan memberikan bahan bacaan adalah salah satu cara yang brilian dalam berliterasi.