bandungekspres.co.id, CIMAHI – Penangkapan Wali Kota nonaktif Cimahi Atty Suharti bersama suaminya Itoc Tochija, harus menjadikan pelajaran bersama dalam tata kelola pemerintahan.
Anggota DPRD Kota Cimahi Kanda Kurniawan mengatakan, kasus dugaan suap yang menimpa Atty Suharti akan berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah. Dan itu menjadi tugas bersama untuk memulihkan kepercayaan itu kembali.
”Pasca kejadian tersebut menjadikan krisis kepemimpinan di Kota Cimahi, masyarakat jadi berkurang kepercayaannya kepada pemerintah,” katanya, kemarin.
Menurut Kanda, untuk mengembalikan kepercayaan tersebut, baik eksekutif maupun legislative di Kota Cimahi, khususnya para birokrat di Kota Cimahi harus mampu memulihkan kondisi yang terjadi akibat dugaan suap yang menimpa Wali Kota Cimahi non aktif Atty Suharti kepada masyarakat.
”Eksekutif yang saat ini di bawah kepemimpinan Wakil Wali Kota Cimahi Sudiarto harus bekerja keras mengembalikan krisis kepercayaan ini. Sehingga masyarakat tidak antipati dengan pemerintah,” jelasnya.
”Pelayanan yang baik, tranpsparansi dan tata kelola pemerintahan harus lebih ditingkatkan lagi, agar kepercayaan masyarakat menjadi bertambah,” ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan anggota DPRD lainnya, Yus Rusnaya. Saat reses di Kelurahan Cipageran kecamatan Cimahi Utara, warga setempat banyak yang menanyakan dan menyoroti dugaan kasus yang mengerat Wali Kota Cimahi nonaktif Atty Suharti.
”Saat reses saya dengan warga RW 06 Kelurahan Cipageran hal itu menjadi pertanyaan warga, tentu sebagai wakil rakyat saya hanya bisa menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut,” paparnya.
Dikatakannya, kejadian yang menimpa Atty Suharti dan suaminya Itoc Tochija, harus menjadi pelajaran berharga bagi siapapun. Saat ini masyarakat menuntut agar pelaksana pemerintahan bisa berjalan dengan baik. (bun/rie)