Ada sejumlah petugas yang bersiaga di lokasi tersebut, mereka bekerja dengan cara di-shif. Setiap harinya ada tiga shif. Namun, ketika ada informasi banjir mereka pun hampir semuanya turun bertugas.
Pada Jabar Ekspres, Arief menunjukkan dua mesin indikator yang akan menyala otomatis jika telah mencapai batas tertentu. Lampu berwarna merah, kuning dan hijau terlihat menyala. Itu menandakan jika mesin tengah bekerja.
Bagian monitoring Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Opik menyebutkan, kapasitas pompa tersebut berjumlah 200 liter perdetik. Dari lokasi tersebut, air limpahan dialirkan sekitar 20 meter ke sungai Cinambo dengan lebar pipa 40 sentimeter.
Peran Sumur Resapan
Sementara itu, pakar tata kota Institut Teknologi Bandung (ITB) Denny Zulkaidi mengatakan, untuk perbaikan gorong-gorong, untuk di titik banjir harus lebih lebar dan dalam. ”Jika diperlebar dua meter, di titik banjir harus ditambah lagi satu meter,” jelas Denny kepada Jabar Ekspres.
Paling utama yang saat ini dilakukan adalah pembuatan sumur resapan. Hal ini harus dilakukan karena ruas jalan di Kota Bandung yang menyempit.
Menurut dia, setiap rumah dengan luas 100 meter persegi harus dibangun sumur resapan. ”Kalau ada 10 ribu rumah, bisa dibayangkan ada betapa ribu sumur resapan yang ada,” ucapnya.
Demikian halnya dengan koordinasi wilayah di Bandung Raya. Ini mutlak dilakukan untuk mengoordinasikan arus air. Bandung tidak akan bisa menangani banjir sendirian. ”Komitmen bersama yang beberapa hari lalu diinisiasi Pemprov dan para kepala daerah di Bandung Raya merupakan langkah positif,” tandasnya.
”Tapi ini kan baru komitmen di atas kertas, belum aksi. Nah, pelaksanaan di lapangan inilah yang musti segera dikerjakan dengan serius,” tandasnya lagi.
Rugi Miliaran Rupiah
Sementara itu, banjir di Jalan Raya Bandung-Garut berdampak buruk pada perusahaan di sekitar lokasi kejadian. Meski tak disebutkan secara rinci, akibat kejadian itu perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
Kepala Bagian Umum PT Kahatek Luddy Sutedja membenarkan terkait hal itu. Bahkan bagi pihaknya selain kerugian materi, Kahatek juga dirugikan dengan adanya pemberitaan yang selalu menyangkutkan nama Kahatek jika terjadi banjir.