Teknis lainnya, kata dia, pompa tersebut tidak akan berhenti sebelum genangan air di permukaan surut. Ketika air surut, pompa akan berhenti. ”Untuk tiga pompa lainnya hanya memakan anggaran Rp 2,5 miliar. Cara kerjanya hanya menggunakan jenset,” katanya.
Tiga pompa ini, ungkap dia, bisa digunakan berpindah-pindah. Kelebihannya, pompa mobile ini juga memiliki kapasitas sedot yang sama dengan pompa permanen. ”Untuk pengadaan sendiri, saat ini sedang dilakukan pencairan anggaran,” kata dia. ”Paling lambat bulan Desember, semua pompa tersebut baru,” sambungnya.
Nah, ketika pompa tersebut terpasang di Desember. Maka penggunaan pun, kata dia, baru bisa berjalan tahun depan.
Lantas yang selama ini menyedot banjir di Gedebage? Diakuinya, saat ini DBMP Kota Bandung hanya memiliki empat pompa permanen yang berada di Gedebege dengan fungsi menyedot dan pendorong. ”Di Gedebage itu, untuk pompa penyedot dan pendorong masing-masing dua buah,” ungkapnya.
Walaupun begitu, saat ini DBMP Kota Bandung memiliki Tim Unit Reaksi Cepat (URC) dari enam Unit Pelaksana Teknis (UPT). Di mana tiap UPT memiliki dua pompa terapung. Sehingga ditotal pompa terapung di semua UPT mencapai 12 buah.
Lalu, ditambah lagi dengan pompa yang dimiliki Bidang Pengairan sejumlah enam buah. Serta, pihaknya juga memiliki mobil menyedot air sebanyak dua buah. ”Jadi, kalau ditotal DBMP memiliki pompa terapung sebanyak 18 buah dan dua mobil penyedot air,” jelasnya.
Terkait dengan gorong-gorong, terdapat 21 gorong-gorong yang saat ini sedang diperbaiki. Semuanya, dilakukan pelebaran sebanyak dua meter.
Ketika ditanya, lebih jauh, drainase tidak mengatakan secara banyak. Hanya menegaskan, sedang mengevaluasi sejumlah drainase yang mengalami penyempitan. ”Kami juga sedang evaluasi sejumlah drainase yang saat ini menyempit,” katanya.
Sementara itu, di perempatan Gedebage dipasang mesin pompa banjir Gedebage yang lebih dikenal dengan tol air. Letak tol air berada di sebelah kiri jalan dari arah Jalan Rumah Sakit. Bangunan berwarna biru dengan ukuran 2×2 meter. Bangunan persis di perempatan itu bahkan kerap disangka sebagai pos polisi.
”Iya banyak yang menyangka ini pos polisi. Padahal bangunan ini sebagai tempat untuk pengendalian banjir,” kata penjaga tol air mesin pompa banjir Gedebage Arif Budiman.