Diutarakan Djanur, sejak awal dia memang getol mempelajari pola permainan Semen Padang. Sehingga dalam jeda satu pekan usai melawan Persipura Jayapura, dia langsung fokus mematangkan strategi permainan.
Djanur menuturkan, kekuatan utama Semen Padang bukan hanya bertumpu pada Marcel Silva Sacramento saja. Namun dia melihat peran Muhammad Nur Iskandar dan Irsyad Maulana juga berpotensi mengancam gawang Maung Bandung.
”Artinya secara keseluruhan kita sudah bisa membaca permainan dari Semen Padang sejak masa persiapan. Kami sejak awal menilai penyerangan dari Padang bukan cuma Marcel, disana ada Irsyad (Maulana) dan Nur Iskandar yang selalu merajalela tapi tadi nggak jalan,” tuturnya.
Diungkapkan Djanur, dalam laga tersebut dia juga tidak lupa mengapresiasi kinerja Marcos Flores dan Diogo Ferreira. Sebelumnya, dia mengaku sempat mendapat hujatan dengan perekrutan dua legiun asing tersebut.
Namun, di laga kontra Semen Padang itu, Djanur melihat Ferreira semakin klop dan tenang dalam menjalankan perannya sebagai bek tengah. Padahal, sambung dia, sebelumnya Ferreira sudah meminta agar bisa bermain sesuai spesifikasi awalnya yakni menjadi gelandang bertahan.
Sementara itu, untuk penampilan Flores yang pertamakalinya bermain penuh selama 90 menit, Djanur melihat gelandang asal Argentina itu kini semakin ciamik. Selain mampu memberikan umpan berbahaya, dia juga melihat kondisi fisik Flores kian stabil.
”Saya sempat dicibir orang, dan keduanya (Flores dan Ferreira) saya lihat luar biasa di pertandingan. Marcos (Flores) lihat kan dia tadi ‘leuleus liat’ dan semua bola jadi bola bahaya. Bukan hanya passing dari Marcos, dan secara fisik dia menunjukan progres yang signifikan,” pungkasnya. (rhn/asp/bbs/rie)