”Kami sudah melakukan pemompaan terhadap air yang menggenangi jalur perlintasan dan kereta Argo Parahyangan yang semula sekitar pukul 14.30 sudah bisa diberangkatkan pukul 16.00,” paparnya.
Ilud mengatakan banjir di Stasiun Bandung itu memang baru pertama kali terjadi. Terkait dengan penyebab, Ilud belum bisa memastikan hal tersebut.
”Ke depan kami koordinasi dengan pemerintah kota terkait dengan saluran drainase yang ada di sekitar stasiun karena air juga ada yang dari jalan,” tuturnya.
Sementara itu, ribuan calon penumpang kereta api jurusan Cicalengka-Padalarang telantar di Stasiun Cicalengka sejak pukul 14.00, Minggu (13/11). Mereka telantar lantaran kereta yang akan ditumpanginya tak kunjung datang.
Ari Ruhiyat, 39, warga setempat menuturkan, sejak pukul 15.30 belum juga dapat berangkat ke Kota Bandung karena kereta tak kunjung sampai ke Stasiun Cicalengka.
”Saya tadi tanya-tanya calon penumpang, ternyata sejak jam 14.00 mereka telantar. Harusnya sudah ada 3 pemberangkatan,” ujar Ari via telepon seluler.
Ari mengatakan, sebelumnya dia akan bertolak ke Kota Bandung untuk bekerja dengan menggunakan roda dua. Namun, karena Jalan Provinsi terendam banjir dan kemacetan hingga lebih dari lima kilometer, dia lantas memutuskan untuk naik kereta.
”Pas sampai di stasiun saya kaget. Ternyata banyak juga yang telantar karena kereta enggak datang-datang. Katanya Stasiun Bandung kebanjiran juga. Saya akhirnya dengan terpaksa harus izin tidak masuk karena banjir,” ungkapnya.
Sementara itu, kawasan Jalan Pagarsih Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung kini jadi langganan banjir akibat meluapnya kali Citepus.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, beberapa jalan mengalami banjir karena ditemukan akses atau pintu masuk gedung terbuat dari beton yang terlalu rendah dan mengurangi volume air di gorong-gorong. ”Sehingga air melompat ke jalan,” ujar pria yang akrab disapa Emil itu, kemarin (13/11).
Dia menegaskan, dalam waktu dekat Pemkot Bandung akan membongkar akses masuk yang menghalangi jalan air. Tersebut, dengan harapan volume tamping akan kembali normal. ”Nanti akan membongkar akses masuk ke bangunan yang memakai beton digantikan oleh besi,” tandasnya.