Pemkot Tak Bisa Sendirian

banjir
AMRI RACHMAN DZULFIKRI/BANDUNG EKSPRES
TEROBOS BANJIR: Kendaraan menerobos banjir yang terjadi di Perempatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (2/11). Tol air yang dibangun belum mampu menyelesaikan permasalahan banjir yang kerap terjadi di kawasan tersebu
0 Komentar

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Penanganan banjir di Kota Bandung tidak bisa cepat dilakukan. Malah, Pemerintah Kota Bandung menunggu kepastian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

”Untuk mengatasi masalah sungai dan jalan ini memang harus dilakukan bersama karena kan melintasi kabupaten/kota lainnya juga provinsi sendiri. Jadi kemarin kami melakukan koordinasi bersama Pemprov Jabar untuk pembagian tugas dan anggaran,” papar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, kemarin (11/11).

Provinsi Jabar, ujar dia, meminta waktu satu minggu untuk melakukan pembagian tugas dalam penanggulangan banjir yang melanda Kota Bandung ini. ”Jadi saya tunggu dalam sepekan ini apa tugas untuk Kota Bandung. Programnya apa dan berapa anggarannya untuk mengantisipasi sungai dan jalan ini,” tuturnya.

Baca Juga:BPBD Evakuasi Korban BanjirDesember, 30 Km Jalan di Cimahi Mulus

Pria yang akrab disapa Emil ini menegaskan, penanggulangan banjir saat ini, Kota Bandung memang harus melibatkan provinsi dan kabupaten/kota lainnya. Sebab, tidak bisa dilakukan sepotong-sepotong dalam mengantisipasinya.

”Nanti diatur oleh provinsi jadi anggarannya bisa memadai, merumuskan pembagian tugasnya. Kalau untuk program Bandung kan yang sedang kami lakukan adalah memperbesar gorong-gorong dan membuat danau retensi,” tuturnya.

Di bagian lain, Emil juga menantang Direktur Perusahaan PDAM Tirtawening Trisna Gumilar serta Direktur Air Limbah PDAM Tirtawening Novera Deliasa melakukan terobosan baru selama 100 hari ke depan pascapelantikan, kemarin.

”Saya menunggu gebrakan 100 hari masa kerja pemilihan direktur baru. Terutama pemanfaatan 30 persen aset yang saat ini tidak digunakan,” ujarnya.

Dia mengapreasiasi terpilihnya Trisna dan Novera menjadi direktur air limbah yang merupakan orang internal PDAM. Padahal, seleksi jabatan tersebut dilakukan secara terbuka.

”Perlu menjaga integritas dan kejujuran. Karena akan jadi benteng utama integritas terutama pelayanan masyarakat. Nilai yang dicari melayani dengan hati dan profesionalitas,” katanya.

Dia mengharapkan pemimpin baru di lingkungan PDAM itu memiliki kecerdasan optimal, pandai berikteraksi, dan berkolaborasi terutama dalam pelayanan kepada masyarakat. (yat/ayb/rie)

0 Komentar