Tanam Kopi Perbaiki Ekosistem

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Animo masyarakat untuk menanam kopi di hutan makin tinggi. Hal itu menurut pengelola Koperasi Klasik Beans, Deni Glen, karena budidaya kopi secara ekonomi bisa meningkatkan tarap perekonomian masyarakat di sekitar hutan.

“Bukan hanya animonya saja, tapi yang paling penomena penting, yaitu masyarakat tanpa sadar sudah terlibat melakukan konservasi. Sudah mau merawat kebun kopi dan tanpa sadar merawat hutan kembali,” ungkap Deni yang akrab dengan sapaan Glen, Selasa (8/11).

Menurut Glen, tarap perekonomian masyarakat pasti meningkat dengan menanam kopi, sebab kata dia sewaktu dulu harga cery kopi sangat minim yakni dikisaran harga Rp2 ribu hingga Rp3 ribu perkilogramnya. Namun, saat ini harga cery kopi mencapai Rp7 ribu hingga Rp8 ribu perkilogramnya.

“Kami beli cery kopi dari masyarakat atau petaninya langsung. Kenaikan harga kopi pun bisa dilihat dari grafik, oleh karena itu, menunjukan adanya sebuah potensi besar untuk pemberdayaan masyarakat,” katanya.

Glen mengungkapkan, makin tinggi respect masyarakat untuk budidaya kopi di hutan akan makin banyak orang-orang yang akan terlibat dalam kegiatan re-forestasi dan re-storasi alam. Sehingga ekoligi akan terus membaik dan ekonomi masyarakat daerah sekitar hutan akan terus berkembang positip.

“Prinsip saya bisnis kopi hanya reward-nya saja. Sustanibility tujuan utamanya untuk pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang berkesinambungan,” ungkapnya.

Dia pun mengaku terjun, belajar mengolah kopi dan mempelajari lingkungan sosial masyarakat gunung sejak 2009 lalu. Karna tertarik dengan situasi perubahan kebiasaan yang terjadi di masyarakat gunung/daerah sekitar hutan, perusakan ekosistem di dataran tinggi mulai tidak terkendali. Banyak mengeksploitasi lahan, bukannya memanfaatkan dengan pertimbangan keseimbangan alamnya.

Selain itu, kata dia, ada hal prinsip efek/dampak yang banyak orang tidak begitu memahami mana sebenarnya yang harus jadi prioritas. “Kerusakan ekosistem dataran tinggi akan sangat berdampak ke dataran rendah, tapi kalau terjadi Kerusakan didataran rendah belum tentu berdampak kedataran tinggi. Contonya sedimentasi dan banjir yang terjadi saat ini,” katanya.

Saat ini, tutur Glen, dirinya semakin semangat karena, sebuah gelombang motifasi yang sangat besar dari masyarakat, sehingga, katanya, kopi yang dibeli dari para petani langsung, Bisa didistrbusikan keberbagai benua, yakni, Asia, America, Eropa dan Australia.

Tinggalkan Balasan