Selamatkan Pasien Hernia dari Tuntutan Perceraian

”Kami berhasil mengoperasi hernianya. Pascaoperasi saya tanya apakah bapak jadi cerai, dia menjawab tunggu dicoba dulu,” tutur bapak tiga anak itu, lalu tertawa.

Hebatnya, dalam pelayanan, Tim SMS tidak memungut biaya sepeser pun kepada pasien alias gratis. Namun, tidak jarang mereka diberi ”oleh-oleh” hasil kebun atau hewan ternak oleh keluarga pasien. Hanya, Agus dkk tidak serta-merta menerima pemberian itu.

”Pernah ada yang memberi ayam betina. Tapi, kami tolak dengan halus. Sebab, hidup mereka masih di bawah garis kemiskinan,” cerita Agus.

Tidak hanya di laut, Agus beserta tim juga beberapa kali menaklukkan kawasan pegunungan. Gunung tertinggi di Maluku, Gunung Binaia, adalah salah satu yang mereka taklukkan. Itu terjadi pada 17 Agustus lalu.

Salah satu misi SMS kala itu adalah melakukan upacara bendera bersama warga asli Binaia. Sayang, perjalanannya memakan waktu lebih lama. Medannya cukup berat, padahal mereka harus membawa peralatan medis dan obat-obatan untuk baksos.

Di tengah perjalanan, rombongan berhenti di salah satu makam yang diyakini sebagai makam pahlawan. ”Kami membersihkan makam itu. Setelah itu, kami menggelar upacara kecil di situ bersama penduduk yang menjadi porter kami,” tutur Agus.

Suasana itu, menurut dia, mengharukan sekaligus membangkitkan semangat untuk terus berjuang memberikan pelayanan kepada penduduk di tempat-tempat terpencil di Indonesia.

Agus punya mimpi bisa memiliki kapal yang memadai untuk tugas pelayanan ke pulau-pulau terpencil. Kapal yang memiliki ruang operasi sendiri sehingga tidak perlu memindah-mindahkan peralatan medis.

”Saya ingin dengan kapal itu bisa keliling Indonesia memberi pelayanan. Negeri ini negara kepulauan sehingga harus memiliki armada yang bisa menjangkau sampai ke pelosok-pelosok. Dan, untuk itu, perlu kapal yang memadai,” tandasnya. (*/c5/ari/rie)

 

Tinggalkan Balasan