bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Transportasi di Kabupaten Bandung Barat mengalami penurunan. Saat ini, angkutan umum yang masih beroperasi tinggal 20 dari total 33 trayek.
Sebanyak 13 trayek dinyatakan tidak beroperasi lagi lantaran berbagai hal. Di antaranya, terkait dengan kondisi infrastruktur serta minimnya penumpang di jalur trayek. Sehingga pengusaha angkutan umum memutuskan untuk berhenti.
Sekretaris Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Bandung Barat Ludi Awaludin membenarkan, jika 13 trayek tersebut saat ini tidak lagi beroperasi. Sehingga, yang saat ini tersisa di Kabupaten Bandung Barat hanya 20 trayek. Padahal, kata dia, berdasarkan surat keputusan (SK) Bupati Bandung Barat Abubakar Nomor 550/Kep 5-Dishub/2010 tentang Penetapan Jaringan Angkutan Penumpang Umum di wilayah Kabupaten Bandung Barat ada 33 trayek. ”(Sebanyak) 13 trayek yang berhenti beroperasi tersebut, karena memang alasannya penumpang yang sepi di jalur tersebut,” papar Ludi yang juga menjabat Plt Dishubkominfo ditemui di Ngamprah kemarin (26/10).
Trayek yang sudah tidak beroperasi tersebut mulai dari jalur Rajamandala-Saguling-Cijenuk, Rajamandala-Cipeundeuy, Cipeundeuy-Cirata, Cisarua-Pangheotan, Padalarang-Cipada, Cililin-Nyalindung-Cibundar-Cipatik, Sindangkerta-Cijenuk, Gununghalu-Bunijaya-Cilangari dan Gunughalu- Rongga-Cibenda. ”Itu merupakan trayek hasil eksisting dari Kabupaten Bandung dulu. Adapun trayek yang berhenti beroperasi kebanyakan di wilayah selatan,” ujarnya.
Ludi menyebutkan, saat ini angkutan umum yang beroperasi di Kabupaten Bandung Barat berjumlah 900 unit dari yang sebelumnya berjumlah 800 unit sejak Kabupaten Bandung Barat berdiri. Penambahan tersebut lantaran adanya tambahan jumlah kuota di beberapa trayek seiring dengan dinamika pertambahan jumlah penduduk. ”Seperti untuk jalur Padalarang-Cikalongwetan kami tambah kuota 25 unit angkutan umum, terus Cijenuk 17 unit, dan sisanya di beberapa trayek yang lain,” paparnya
Di singgung apakah ada rencana penambahan trayek baru, Ludi mengaku, rencananya memang sudah ada trayek baru jurusan Cimareme-Cilame-Mekarsari. Selain itu, saat ini juga tengah melakukan kajian terkait dengan rencana membuka jalur baru di Padalarang-Saguling. ”Potensinya ada di jalur tersebut dan bertujuan untuk memudahkan akses trasportasi masyarakat,” bebernya.
Diungkapkannya, dari 20 trayek yang beroperasi saat ini, Dishubkominfo menargetkan retribusi untuk PAD tahun 2016 sebesar Rp117 juta. Target tersebut naik 13,9 persen dari target tahun sebelumnya, yakni Rp 102 juta. ”Saat ini PAD-nya sudah mencapai 86,02 persen, hingga akhir tahun kami optimis target untuk PAD bisa tercapai,” terangnya.