Jabar Pimpin Klasemen Catur

Pria paruh baya yang juga sempat menjadi atlet renang pada 1973-1976, mengaku tidak memiliki cita-cita ambisius. Menurutnya, dapat hidup layak di tengah masyarakat saja sudah cukup.

Hal ini penting karena tidaklah mudah bagi Subakit memotivasi dirinya setelah sakit panas yang dideritanya sewaktu berusia 10 tahun dan menyebabkan ia memiliki low vision.

Seiring berjalannya waktu, dia mengalami full blind ketika memiliki anak pertama yang mulai berusia satu tahun yang hanya bisa ia raba dan bayangkan seperti apa rupanya. “Hidup ini tidak lama, tidak kekal. Jadi, yang diperhitungkan Allah hanyalah iman dan taqwa,” katanya dengan santai.

Subakit berharap jika dapat dari Peparnas kali ini, maka akan dipersembahkan untuk keluarganya (istri, ketiga anak, dan keempat cucunya) yang tak pernah putus memberinya dukungan.

“Saya berpikir positif, dan berharap pemerintah memberikan kesetaraan dalam memberi bonus bagi kami paralimpian ada ajang Peparnas ini. Sama seperti bonus PON,” pungkasnya. (afn/hn/ign)

Tinggalkan Balasan