Jabar Dominasi Medali Emas, Sikat Habis Nomor Single Kategori Tuna Netra

Abdul Halim meraih emas setelah melakukan lompatan terjauh dengan 5,16 meter. Dia sukses mengatasi lima pesaingnya yang turun pada nomor lompat jauh di kelas F11 itu.

Sementara itu, medali perak nomor itu diraih oleh atlet Jabar lainnya Ruli Alkahfi Mubarok yang melakukan lompatan sejauh 5,14 meter. Sedangkan perunggu diraih Haliman Tanjung dengan lompatan 4,77 meter.

Sedangkan pada nomor lempar cakram, atlet para games Jawa Tengah Priyano meraih medali emas pada klasifikasi F46-47 disabilitas tuna daksa putra.

Priyano melakukan lemparan terjauh yakni 43,18 meter. Medali perak diraih oleh atlet Sumatera Utara, Muhammad Chairul dengan 28,29 meter dan perak diraih Andre Gunawan dari Kaltim dengan lemparan sejauh 28,22 meter.

Pada hari pertama pertandingan cabang atletik Peparnas 2016 memperebutkan 18 medali emas. Emas pertama juga hadir dari cabang atletik yang diraih Azwar Saputra dari Bangka Belitung pada nomor 5000 meter lari T54 tuna rungu wicara.

Sementara itu, gara-gara sepatu, atlet atletik National Paralympic Committee (NPC) NTB Maulana gagal meraih medali. Pria asal Dompu ini turun di nomor lari 400 meter putra Peparnas XV/2016.

Lantaran tidak memakai sepatu, Maulana gagal meraih medali. Kakinya terkelupas dan berdarah. Padahal tinggal sedikit lagi menyentuh garis finis. ”Bagaimana tidak sobek, dia (Maulana, Red) tidak menggunakan sepatu,” terang asisten pelatih atletik NPC NTB M Zainuddin kepada Lombok Post (Jabar Ekspres Group) via ponsel, kemarin (16/10).

Dia mengaku, jarak Maulana dengan peraih medali perak tidak terlalu jauh. Namun atletnya itu sudah tak kuat lagi menahan sakit. Kecepatan Maulana pun melambat.

”Tinggal sedikit lagi finis. Tapi, kaki Maulana berdarah dan merasa kesakitan,” ujarnya.

Maulana bukan sengaja tak memakai sepatu. Tapi, dia tidak memiliki sepatu spike (sepatu khusus atlet lari). Pengurus NPC NTB tidak memiliki anggaran untuk membeli sepatu. ”Tadi teman-teman katanya dananya kurang,” ujarnya.

Kendati gagal meraih medali, Zainuddin tetap mengapresiasi semangat Maulana. Dia masih bisa finis pada urutan keempat meskipun dalam keadaan sakit. ”Semangat Maulana sangat luar biasa,” ungkapnya.

Dia berharap, ke depan pemerintah diharapkan bisa memperhatikan kebutuhan atlet. Meskipun mereka semua penyandang disabilitas. ”Apakah mereka penyandang disabilitas lantas harus ditelantarkan seperti ini,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan