Pustakawan Kudu Melek Medsos

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Derasnya laju perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menuntut pustakawan mampu aktif memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai sarana optimalisasi pelayanan.

Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat Nenny Kencanawati mengatakan, pihaknya bersama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menyelenggarakan Seminar Ilmiah Nasional dan Rakerpus ke-20 pada 11-13 Oktober di Hotel Grand Royal Panghegar. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah Pustawakan dan Media Sosial.

”Pustawakan harus melek dan mampu memanfaatkan medsos. Kami seminarkan untuk menyelaraskan pemahaman tentang medsos dan pemanfaataannya,” ujarnya kepada wartawan di kantor Bapusipda Jabar, baru-baru ini.

Dia mengatakan, pustawakan merupakan punya peran sangat strategis mendorong minat membaca. Kedekatan pustawakan dengan masyarakat menjadi kunci utama untuk menginformasikan dan mempromosikan koleksi terbaru yang dimiliki perpustakaan.

Menurutnya, penggunaan medsos seperti facebook, twitter, instagram, blog dan path akan menjadi alat perekat antara pustakawan, perpustakaan dan masyarakat pemustaka. ”Pustawakan jangan hanya fokus mengurusi buku saja. Sehingga sulit mengikuti perkembangan teknologi yang begitu cepat. Mereka adalah kunci untuk mendorong minat baca masyarakat,” paparnya.

Provinsi Jabar, lanjutnya, terpilih menjadi tuan rumah ajang tiga tahunan tersebut karena pihaknya berhasil meraih Top 99 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinnovik) Nasional dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Selain itu, Bapusipda Jabar juga menyabet Lembaga Kearsipan Daerah terbaik Nasional untuk Wilayah II tingkat Provinsi setelah menyisihkan 5 nominator lainnya yakni  DKI Jakarta, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatra Selatan dan Sumatra Barat.

”Ini menjadi sebuah kebanggaan mengingat seminar tersebut akan dihadiri sekitar 500 peserta dari kalangan pustakawan, mahasiswa serta pemerhati perpustakaan dan budaya baca dari seluruh Indonesia,” paparnya.

Melalui kegiatan seminar ini, Nenny berharap kompetensi dan kapasitas pustakawan dapat meningkat sehingga bisa menyesuaikan dengan digitalisasi perpustakaan. Jabar sendiri tercatat memiliki sekitar 350 pustakawan yang tersebar di 27 kabupaten/kota.

Lebih lanjut dituturkannya, pihaknya telah menerapkan sistem digitalisasi sejak tahun 2011. Dari sekitar 14.000 buku yang tersedia, 8.900 buku di antaranya sudah menjadi koleksi digital. Bapusipda juga menerapkan standar internasional ISO 9001:2008. Sehingga tingkat kunjungan ke tempat ini terus meningkat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan