bandungekspres.co.id, Hampir setiap daerah memiliki budidaya kopi unggulan. Begitu pun dengan Garut. Sayangnya, meski memiliki citarasa mendunia, nyatanya petani lokal tak bisa mengolahnya sendiri. Bagaimana jejak kopi di Garut? Apa yang membuatnya disukai wisatawan asing? Berikut laporannya.
JAWA Barat bukan kawasan industri terbesar dalam memproduksi kopi. Namun, itu tak lantas membuat daerah berjuluk Paris van Java ini sepi dari budidaya kopi. Salah satunya kopi Papandayan, yang tersohor dari Garut.
Sesuai dengan namanya, kopi ini memang muncul dari Gunung Papandayan. Kopi asal Garut ini sudah mendunia dengan kopi Arabica dengan Indikasi Geografis (IG) Gunung Papandayan.
Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Perkebunan Kabupaten Garut Sofyan Hamidian mengatakan, di Garut setidaknya ada tiga gunung yang tercantum pada IG. Ketiga lokasi di antaranya Gunung Papandayan, Cikuray, dan Darajat. Meski sejarah masuknya kopi ke Garut tercatat di Gunung Kasang pada 1889.
”Dari tiga IG yang terdaftar itu, kopi Papandayan yang memang saat ini paling tenar. Sebab, di 2014 pernah dilakukan test cup (uji citarasa) kopi yang mengantarkan pada diekspornya kopi setiap bulan ke luar negeri,” papar Sofyan kepada Jabar Ekspres, beberapa waktu lalu.
Sayangnya, proses ekspor itu sendiri diakui Sofyan tidak dilakukan petani lokal di Garut. ”Mereka pengusaha lain yang berasal dari luar kota,” ujarnya.
Sofyan mengatakan, kopi yang berasal dari IG Papandayan berada di tiga kecamatan, yaitu Cisurupan, sebagian Cikajang dan Pamulihan. Dari ke tiga lokasi tersebut dihasilkan kopi dengan citarasa luar biasa dan berbeda dibanding tempat lainnnya. Sebab, proses pembudidayaannya mengacu pada elevasi pegunungan di atas 1.000 MDPL. ”Termasuk pengaruh kepulan debu vulkanik saat Papandayan meletus,” jelasnya.
Dengan dua kelebihan itulah yang kemudian menjadikan kualitas kopi Papandayan menjadi sangat bagus, bahkan mendunia. Tercatat pada 27 Juli 2016 dilakukan uji citarasa oleh SCAE (Speciality Coffe Association Europe) pimpinan Collin Smith.
Hasilnya, memperoleh penilaian wet dry hull kopi Papandayan 84,2, wet wet hull 84,6, dry proses 85,2. Kemudian, natural proses 86,4, dan natural yellow borbon 88,3.