Indonesia Miliki Kekayaan Tanaman Obat

bandungekspres.co.id, CIMAHI – Sesuai  hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010 bahwa presentase penduduk Indonesia yang mengkonsumsi jamu adalah sebesar 59,12 persen dan dari jumlah tersebut 95,60 persen dapat merasakan manfaatnya terhadap kesehatan.

Produk obat tradisional yang dikonsumsi masyarakat 69,26 persen merupakan produksi industri kecil obat tradisional. Data salah satu pengawasan obat tradisional tahun 2011 menunjukan bahwa dari 11.262 sampel obat tradisional, 19,41 persen tidak memenuhi syarat. Hal itu disampaikan Wali Kota Cimahi, Atty Suharti dalam acara pertemuan pengobatan tradisional dengan metode ramuan yang bertempat di Aula Gedung B, Lt 1, Komplek Perkantoran, Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Demang Hardjakusumah,  Rabu (28/9).

Atty menjelaskan, obat tradisional di Indonesia yang dikenal dengan jamu merupakan bagian dari budaya bangsa sejak berabad-abad dan turun temurun. Namun demikian, secara umum efektifitas dan keamanannya belum sepenuhnya di dukung hasil penelitian yang memadai.

”Mengingat hal tersebut dengan menyadari bahwa Indonesia sebagai mega center tanaman obat di dunia, maka perlu adanya suatu kebijakan nasional yang dapat menjadi acuan semua pihak yang terkait didalamnya,”  kata Atty Suharti.

Menurut Atty, obat tradisional ini menjadi bidikan para pemodal, terbukti dengan semakin menjamurnya industri obat tradisional, baik skala kecil maupun skala besar dengan pemanfaatan teknologi modern. Di lain pihak perkembangan ini menjadi ancaman, karena masih adanya pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin meraup keuntungan dengan memproduksi obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan kemanfaatan.

Besarnya  pengguna obat tradisional ini harus dijaga jangan sampai tidak mendapat manfaat, bahkan muncul kerugian dari effek obat yang tidak memenuhi standar aman.

”Kita  menyadari bahwa saudara sebangsa tidaklah harus kita rugikan, kita harus bangun kebersamaan, kita harus ciptakan kejujuran sosial  agar bangsa ini menjadi kuat, untuk mampu menjadi sehat,” pungkasnya. (bun/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan