bandungekspres.co.id, BANDUNG – ”Dengan Semangat Juara, Kita Wujudkan Bandung yang Nyaman, Unggul, dan Sejahtera. Melalui, Kolaborasi dan Inovasi Pendidikan Kota Bandung yang bermutu, berkeadilan dan berwawasan lingkungan”.
Pemerintah Kota Bandung telah berkolaborasi dengan pihak swasta dan stakeholder pendidikan menghadiahi masyarakat Kota Bandung dengan empat SMP negeri baru. Yakni, di kawasan Panyileukan, Bandung Kulon (Gempol Sari dan Cigondewah), dan Cinambo. Dua di antaranya telah menerima siswa baru tahun ajaran 2016/2017. Salah satunya diresmikan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ST MUD, yaitu SMPN 56 Bandung yang terletak di Kecamatan Panyileukan.
Semangat kolaborasi terus ditularkan melalui wujud pelaksanaan Gerakan Pungut Sampah (GPS) para peserta didik di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Bersama-sama dengan masyarakat dan pemerintahan wilayah setempat.
Semangat inovasi yang digagas oleh Wali Kota Bandung di bidang pendidikan telah mendorong lahirnya beberapa gerakan unggulan. Yakni, Pendidikan Inklusi, Pendidikan Karakter Bandung Masagi, Gerakan Literasi Sekolah, Sekolah Digital Bandung, dan Gerakan Guru Pembelajar.
Kolaborasi Dinas Pendidikan Kota Bandung dengan berbagai lapisan masyarakat, diwujudkan dalam bentuk Kelompok Kerja Inklusi Kota Bandung telah menjadikan Bandung sebagai Kota Pendidikan Inklusi, yang dideklarasikan Wali Kota Bandung beberapa bulan lalu.
Pendidikan Berkeadilan yang ramah terhadap keragaman telah memberikan kesempatan kepada 20 persen peserta didik rawan melanjutkan pendidikan, dan 1.000 lebih bangku untuk anak berkebutuhan khusus di saat pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Tidak hanya itu, semangat kolaborasi dan inklusi mampu menggerakan 1.300 an pelajar se-Kota Bandung turut serta menjadi relawan dalam mengetik kembali buku fiksi dan non fiksi. Buku itu akan dikonversi menjadi buku digital dan braile untuk memfasilitasi literasi anak-anak tunanetra.
Gerakan pendidikan karakter dengan konsep Bandung Masagi ditujukan agar anak-anak Bandung ajeg, kokoh, atau masagi dalam sikap dan perilakunya, yang dilandasi nilai-nilai filosofi lokal Sunda. Yakni silih asih, silih asah, silih asuh dan silih wawangi. Dengan empat prioritas program utama yaitu cinta religi, jaga budaya (Sunda), bela negara (dan wawasan kebangsaan), dan peduli lingkungan.