Bom pun Mendadak Tak Jadi Meledak

Warna merah menjadi identitas masjid Al-Athiyah. Warna ini terus dipertahankan bukan tanpa alasan. Nasirudin menerangkan, sejak didirikan hingga sekarang, warna merah tidak pernah diganti. Seluruhnya berwarna merah.

Pernah ada yang ingin mengubah warnanya dan bentuk masjid ini. Tetapi, sebelum cat diubah, alat-alat dan orangnya kembali ke daerah asal. ”Itu zaman dulu. Sampai sekarang tidak berani mengubahnya,” tukas Nasirudin.

Begitupula saat tembok masjid akan dibongkar untuk perehaban. Seluruh alat-alat kembali ke tempat asalnya. Saat perang zaman Belanda, menurut cerita orang terdahulu, bom yang diarahkan ke masjid Merah Panjunan tidak dapat meledak.

Bahkan, sebelum sampai masjid, bom berjatuhan seperti petasan basi. Begitupula tangan jahil yang merusak masjid. Nasirudin menceritakan, ada orang yang merusak areal masjid Merah Panjunan dengan sengaja dan berniat tidak baik. Entah kenapa, orang seperti itu usianya tidak lama.

”Kalau tidak meninggal karena sakit, kecelakaan. Itu ada kejadian seperti ini,” tukasnya. Sebagai bangunan cagar budaya, masjid Merah Panjunan memiliki daya tarik tidak kasat mata. Yaitu, setiap yang datang dan salat di masjid tersebut, hatinya merasa tenang dan damai. (ysf/rie)

 

Tinggalkan Balasan