bandungekspres.co.id, KUTAWARINGIN – Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, menjadi salah satu desa yang dikenal sebagai desa sentra topi terbesar. Pengusaha topi di desa ini siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sehingga para pengusahanya semakin giat dan selalu mengikuti arahan pemkab Bandung melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) dalam menjalankan usahanya. Maka wajar jika topi dari desa ini banyak diburu oleh sejumlah pengusaha daerah lain.
Kepala Desa Rahayu H. Dadang Suryana mengatakan, industri konveksi topi yang berpusat di sentra pengrajin topi di Desa Rahayu dikenal sejak belasan tahun lalu. Konveksi topi ini pun telah memasarkan banyak jenis topi ke seluruh pulau di Indonesia. Bahkan sampai ke luar negeri. Karena memang sejak dulu pegusaha di desa ini telah siap menghadapi MEA.
”Kami yakin ketika MEA sudah dibelakukan, para pengrajin di desa kami lebih siap. Hal itu telah terbukti dengan hasil warga kami bisa dikenal karena karyanya di luar negeri baik Asia ataupun Eropa. Karena itulah, kami pun mencoba untuk membantu masyarakat agar konveksi topi yang ada ini tetap maju dan berkembang,” terang Dadang saat ditemui Soreang Ekspres di Bazar PON Jabar kemarin (18/9).
”Memang pemerintah juga mengarahkan agar pengusaha topi di wilayah kami selalu mendapatkan yang terbaik. Khususnya dalam kemasan selalu dibina melalui bimbingan teknis pengusaha,” tambahnya.
menurut dia, banyak produen topi asal desa ini memasarkan produknya hingga ke Pulau Bali. ”Pengusaha topi rumahan banyak yang memproduksi topi dengan hasil produknya yang bervariasi baik bahan atau desainnya. Topi yang banyak dicari adalah jenis topi rimba atau topi bucket, topi sekolahan seperti topi anak-anak TK. Bahkan sejumlah bahannya untuk pembuatan topi mulai dari matador, royal, twill, drill, rafel mentah polister, rafel katun atau twill 7 dan katun,” terangnya. (gun/fik)