SAAT ditunjuk sebagai pembicara kunci pada seminar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Mendikbud Muhadjir Effendy menerima kado istimewa. Yakni, baju batik kebesaran PGRI. Baju kombinasi hitam dan putih itu langsung dia gunakan sebelum pidato di podium.
Mengawali pidatonya, Muhadjir menuturkan bahwa baju PGRI itu membuka kenangannya kepada sang ayah, Soeroja.
”Ayah saya dulu guru. Pada 1960-an, ayah saya sangat membela PGRI,” katanya. Saat itu Soeroja begitu gigih memperjuangkan PGRI yang asli melawan PGRI non-vaksentral.
Secara pribadi, Muhadjir begitu terinspirasi perjuangan sang ayah sebagai seorang guru. Menteri kelahiran Madiun, 29 Juli 1956, itu pun mantap mengikuti jejak sang ayah. ”Saya itu SMP, SMA, sampai kuliah, semuanya di bidang guru,” jelasnya.
Kini Muhadjir tidak hanya jadi guru. Tetapi, petinggi lembaga yang mengurusi guru se-Indonesia. Apakah sempat stres? ”Stres iya, tetapi tidak terlalu.” Buktinya, dia masih bisa tidur sekitar delapan jam sehari. (wan/c6/oki/rie)