Kelas MI di Tasikmalaya Mirip Kandang Ayam

bandungekspres.co.id, TASIKMALAYA– Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tasikmalaya akan merekomendasikan bantuan ruangan kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Islam di Kampung Tawangsari Desa/Kecamatan Gunungtanjung yang mirip kandang ayam.

Kepala Kantor Kemenag (Kankemenag) Kabupaten Tasikmalaya H Agus Abdul Holik menyatakan, pihaknya bukan berarti tidak memperhatikan kebutuhan sarana dan prasarana MI Miftahul Islam dan MI swasta lainnya. Melainkan tidak memiliki anggaran untuk swasta. Dana yang ada saat ini hanya untuk negeri yang sudah dirancang tahun lalu.

Jika MI Miftahul Islam membutuhkan bantuan dana, kata dia, bisa memperlihatkan kondisi sekolah secara visual atau dalam bentuk foto ke Kankemenag. Nanti, pihaknya akan merekomendasikan permohonan tersebut ke Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jawa Barat atau Kemenag RI agar mendapatkan bantuan Ruang Kelas Baru (RKB). “

Kita di Kemenag kabupaten hanya bisa merekomendasikan saja. Bahwa benar MI ini benar-benar membutuhkan,” jelas dia, kemarin (6/9).

Ditemui terpisah, Wakil Kepala MI Miftahul Islam Anwar Musadad SPdI mengatakan pascagempa tahun 2009, MI Miftahul Islam memang pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya sebesar Rp 10 juta pada 2010. Anggaran dari hibah dan bansos itu dipakai untuk memasang keramik di kelas IV dan V. Itu pun tidak cukup. Apalagi buat memperbaiki ruang kelas III yang rusak berat.

Menurut Anwar, jika bantuan dari pemkab dulu itu mencapai Rp 50 juta, dana tersebut akan dialokasikan untuk memperbaiki kelas yang rusak berat akibat diguncang gempa itu. Walaupun anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 120 juta.

Namun demikian, dia berterima kasih kepada Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum yang sudah menjanjikan akan memberikan bantuan perbaikan kelas ke MI Miftahul Islam. “Insya Allah saya akan menindaklanjutinya bersama pengurus yayasan menemui bupati,” ungkapnya.

Wali Kelas III MI Miftahul Islam Susilawati mengaku sedih ketika melihat murid-murid belajar di ruang kelas III yang tidak layak ditempati untuk menimba ilmu. Apalagi jika hujan atau cuaca panas, suasana belajar tidak konsen. Selain itu banyak kotoran kelelawar. ”Saya harapannya minta bangunannya direhab yang sesuai,” paparnya.

Tinggalkan Balasan