Kopi Ciwidey Beredar di Italia

bandungekspres.co.id, SOREANG – Petani kopi asal Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, boleh berbangga hati. Pasalnya, produk yang dihasilkannya kini sudah banyak beredar di kawasan Eropa khususnya Italia. Kesaksian tersebut disampaikan ahli pertanian Prof Dr Ir Wisnu Cahyadi MSc di hadapan Bupati Bandung H. Dadang Mochamad Naser SH MIp serta sejumlah pejabat lainnya pada acara penilaian Adi Karya Pangan Nusantara tingkat Jawa Barat yang berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Bandung kemarin (30/8).

Kopi tersebut dipasarkan oleh warga Indonesia keturunan Tionghoa. Dan ternyata kopinya berasal dari Ciwidey Kabupaten Bandung. Pasarnya sangat bagus, karena memang rasanya sudah cocok dengan lidah masyarakat Italia,” ungkap Wisnu Cahyadi yang bertindak selaku Ketua Tim Penilai Adi Karya Pangan Nusantara Jawa Barat Tahun 2016.

Dalam paparanya, dia menilai sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kabupaten Bandung khususnya untuk pengembangan bidang pangan sangat besar. Mulai padi, tanaman biji-bijian, peternakan, sayuran maupun perikanan. Dirinya melihat upaya Kabupaten Bandung untuk mengembangkan bidang pangan ini sudah berjalan.

Sebelumnya Bupati Dadang Mochamad Naser mengungkapkan, kebijakan yang dilakukan Pemkab Bandung untuk ketahanan pangan, di antaranya melalui ketersediaan pangan, distribusi pangan, keamanan pangan, pemberdayaan petani dan masyarakat, program mengatasi kerawanan pangan. ”Kebijakan pangan ini dilakukan secara terpadu yang melibatkan berbagai instansi terkait, mulai dari Dinas Bina Marga, Dinas SDAPE, Dinas Koperindag, Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan..kata Dadang Naser.

Khusus untuk ketersediaan pangan, Kabupaten Bandung, kata Dadang, kini telah memiliki sawah abadi di Desa Sangkan Hurip, Kecamatan Katapang seluas 96 hektare, ditambah 400 hektare di Desa Sumber Sarim Kecamatan Ciparay. Sedangkan untuk kelancaran distribusi, telah tersedia kondisi jalan mantap sepanjang sekitar 700,6 kilometer atau sekitar 86 persen dari panjang jalan yang dimiliki Kabupaten Bandung sekitar 1.150 kilometer.

Untuk pengembangan keanekaragaman pangan, dibentuk pula kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di 228 Desa, 5.000 sekolah dan di 32 titik lingkungan Pemkab Bandung. ”Kebanyakan KRPL ini ditanami berbagai jenis sayuran mulai dari sawi, saladah, petcai atau sosin, hasilnya bisa dikonsumsi sendiri atau dijual kepasaran,” kata Dadang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan