bandungekspres.co.id, BANDUNG – PT Kereta Cepat Indonesia Cina (PT KCIC) menargetkan, pembebasan lahan untuk jalur kereta cepat Jakarta-Bandung bisa selesai pada akhir 2016. Saat ini, proses pembebasan lahan milik warga juga tengah dalam tahapan di sejumlah desa di Kabupaten Bandung Barat.
Humas PT KCIC Febrianto mengatakan, pembebasan lahan mega proyek kerjasama antar dua negara ini, baru rampung sekitar 59 persen dari total 140,9 kilometer lahan yang akan dibebaskan.
”Untuk wilayah KBB, lahan yang baru dibebaskan sekitar 15 persen. Namun, untuk keseluruhan lahan yang akan dibebaskan baru 59 persen, kita upayakan pembebasan terus dilakukan,” papar Febrianto, kemarin (24/8).
Pada pengerjaannya, kata dia, pihaknya terkendala dalam proses pematangan tanah di lahan eks PTPN VIII yang sudah dibebaskan. Sebab, setiap tanah memiliki karakter yang berbeda-beda.
”Pematangan tanah di eks PTPN itu sangat sulit, karena di sana memiliki kontur tanah yang sangat labil,” urainya.
Disinggung mengenai izin kereta api cepat, dia mengaku sudah mengantongi dari Kementerian Perhubungan, tepatnya pada Juni 2016 lalu. ”Semua perizinan sudah selesai. Bahkan izin dari Kemenhub pun sudah keluar,” ujarnya.
Disinggung soal batalnya agenda kunjungan Menteri BUMN Rini Sumarno ke lokasi Groundbreaking di Walini Cikalongwetan, kemarin (24/8), Febrianto menegaskan, kedatangan Menteri BUMN tersebut batal karena dipanggil secara mendadak oleh Presiden Joko Widodo.
”Ada panggilan mendadak dari pak presiden sehingga kunjungan dibatalkan,” paparnya.
Sementara itu, Koordinator Tim Bandung Barat pada PT KCIC Adjang Suparman menjelaskan, saat ini baru sekitar 9 hektar lahan yang sudah dibebaskan dari 17 desa yang berada di Kabupaten Bandung Barat yang terkena dampak pembebasan dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
”Kita terus melakukan pembebasan lahan milik warga. Karena lahan yang akan dibebaskan itu ada di 17 desa yang terkena dampak kereta cepat ini,” pungkasnya. (drx/rie)