Sejumlah nama besar seperti BAE Systems, Thales, Rheinmetall, CMI Defence dan Theon telah menjadi fokus dari pilihan mitra dalam kegiatan pengembangan produk alutsista. Pada tahun ini misalnya, Pindad mulai memasarkan Panser canon 90mm ”Badak” dan empat senjata baru: SS3, SS2 V7 (subsonic), sub machine gun PM3 dan pistol G2 Premium.
Kepada penerusnya, Silmy mewanti, peningkatan perolehan kontrak dan penjualan ini masih mengutamakan permintaan order dari Kementerian Pertahanan, TNI, Polri dan Kementerian/Lembaga Pemerintah.
”Kami juga mulai mencatatkan perolehan yang meningkat pada sektor produk non-militer,” tegas Silmy.
Dia merinci, penjualan mencakup berbagai fasilitas marine deck di perkapalan, air brake system, clips rel kereta api dan kini Pindad tengah getol memasarkan alat berat berupa Excava 200 (ekscavator dengan berat maksimum 20 ton).
Diversifikasi usaha ini tidak lepas dari penerapan konsep dual technology dengan memanfaatkan mesin industri yang dimiliki Pindad. Untuk juga menghasilkan produk non-militer sebagai bagian dari geliat proses transformasi korporasi yang tengah gencar berlangsung.
Silmy yakin, proses perubahan dalam transformasi korporasi yang tengah berlangsung di Pindad akan terus bergulir. Dia juga merasa bersyukur, BUMNIS yang berkantor pusat di Bandung ini telah menunjukkan pergerakan on the right track.
Terkait yang sudah dilaksanakan, Silmy berharap, dirut baru dapat meneruskan proses transformasi yang sudah berjalan sekitar dua tahun itu. Dia juga meminta, kontribusi untuk negeri tidak boleh berhenti di judul jabatan yang disandang seseorang.
”Indonesia memerlukan lebih banyak lagi orang-orang yang berdedikasi dan menyimpan optimisme tingginya untuk meraih kemajuan nasional dengan siap menerima amanah untuk bertugas di manapun,” ungkap Silmy. (rls/rie)