Kabupaten Bandung Rawan DBD

bandungekspres.co.id, SOREANG – Angka penderita Deman Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Bandung sangat tinggi. Sejak Januari hingga Juni 2016, tercatat 1.876 kasus DBD terjadi di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, saat ini semua kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung diangkap rentan terserang DBD.

Sejak beberapa tahun terakhir, jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Bandung hampir merata setiap bulan. Sebelumnya, jumlah penderita mengalami lonjakan pada musim hujan atau pergantian musim.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, dr Riantini mengatakan, dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, 23 di antaranya merupakan kawasan endemis DBD. Sedangkan delapan lainnya secara sporadis terjadi kasus DBD. Kebanyakan kasus terjadi di kawasan perkotaan, rawan banjir, dan padat penduduk.

”Kami sedang mengubah mindset masyarakat, supaya tidak menganggap fogging sebagai solusi utama untuk membasmi DBD. Apalagi sudah ada penelitian kalau nyamuk Aedes aegypti sudah resisten atau kebal terhadap obat fogging,” kata Riantini saat wawancara di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung kemarin (3/8).

Riantini mengungkapkan, apabila terjadi kasus DBD di suatu tempat, maka tim surveilans dari Puskesmas setempat akan segera mendatangi lokasi untuk mencari, membawa, dan menganalisis jentik nyamuk yang ditemukan di lokasi. Jika terbukti, akan dilakukan penggunaan serbuk abate, penyuluhan, dan pembersihan lingkungan.

”Masyarakat harus mengerti, untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat. Kemudian memberantas tempat perkembangbiakan jentik nyamuk, seperti barang-barang yang dapat menampung air dan tidak terpantau untuk dibersihkan,” ungkapnya.

Bukan hanya selokan, lanjut Riantini, bak penampungan air, dan tumpukan sampah atau rongsokan pun dapat menjadi tempat pekembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti, penampung tetesan pada dispenser dan lemari es pun dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah tersebut.

Fogging pun, tuturnya, tidak bisa dijadikan penanganan utama atas DBD. Terlebih, kemampuan fogging pemerintah terbatas dan adanya penelitian mengenai resistensi nyamuk terhadap obat fogging. Kawasan yang paling banyak terjadi kasus DBD, adalah Margaasih, Banjaran, Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang.

Tinggalkan Balasan