Angka Inflasi Pasca Lebaran di Jabar Tetap Terkendali

Adapun pada komoditas beras, tengah berlangsungnya masa tanam menjadi penyebab kenaikan harga walaupun hal ini umum terjadi secara seasonal.

Curah hujan yang cukup tinggi pada musim kemarau dan musim tanam kali ini diperkirakan dapat meningkatkan produksi beras pada musim panen berikutnya.

”Di tengah gejolak harga sejumlah komoditas utama, terdapat beberapa komoditas pangan utama lainnya yang mengalami penurunan harga antara lain tomat sayur, telur ayam ras, jengkol, ketimun, wortel, jagung manis, dan beberapa jenis komoditas sayuran lainnya,” ucapnya.

Penurunan harga komoditas telur ayam ras yang selama dua bulan sebelumnya mencatatkan inflasi tinggi salah satunya disebabkan oleh menurunnya permintaan masyarakat khususnya untuk pembuatan kue yang umumnya dilakukan sebelum Lebaran.

Pada kelompok core, terjadi penurunan tekanan inflasi bulanan dari 0,19 persen di bulan Juni menjadi 0,14 persen di bulan Juli. Sub kelompok coret raded – food related masih menjadi penyumbang utama tekanan inflasi yakni sebesar 0,24 persen (mtm).

Adapun komoditas food related yang menjadi penyumbang utama inflasi adalah gula pasir dan kue kering berminyak sebagai efek dari momentum Lebaran.

Selain itu, memasuki Tahun Ajaran baru, terjadi kenaikan pada sejumlah barang terkait yakni tarif sekolah taman kanak-kanak dan bimbingan belajar.

Di sisi lain, sub kelompok traded – construction mengalami deflasi sebesar -0,11persen (mtm) sejalan dengan harga komoditas semen dan besi beton yang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,62 persen (mtm) dan -1,55 persen (mtm).

Hal ini lebih disebabkan oleh efek seasonal di mana kegiatan konstruksi cenderung terbatas selama momentum liburan yang berlangsung cukup panjang pada bulan Juli ini.

Pada kelompok administered prices, terjadi kenaikan tekanan inflasi bulanan dari 0,45 persen di bulan Juni menjadi 1,43 persen di bulan Juli.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kelompok non-energi yang mengalami inflasi bulanan sebesar 2,01persen, yakni melalui komoditas angkutan antar kota (17,64 persen mtm). Tekanan terutama bersumber dari tarif angkutan seiring dengan kenaikan yang terjadi pasca Lebaran lalu.

Musim libur yang relatif panjang akibat libur Lebaran yang berbarengan dengan libur sekolah menyebabkan periode mudik yang juga cukup panjang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan