”Mereka datang beberapa kali ke kantor desa dan menemui RT/RW di sini. Lalu kami cek kebenarannya ke Kota Cimahi, karena kantor mereka itu di Cimahi. Memang benar di sana ada kantornya,” urai Rosiman saat ditemui di kantor Desa Arjasari, kemarin (25/7).
”Mereka itu (pelaku, Red) semacam LSM atau yayasan apa lah. Di kantornya itu memang terlihat kesibukan orang-orang yang seperti tengah mengurus BPJS,” tambahnya.
Rosiman mengungkapkan, setelah beberapa kali datang ke kantor desa, akhirnya, satu orang dari mereka datang kembali dengan tujuan untuk mendaftarkan warga yang tertarik untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sehingga, sekitar 70 orang warganya mendaftarkan diri dan memperoleh kartu BPJS Kesehatan.
”Kata mereka, untuk warga miskin di Kabupaten Bandung mendapatkan kuota sebanyak 1.000 orang untuk disebar kelima desa, dengan masing-masing desa sebanyak 200 orang dan mendapatkan tangungan biaya per bulannya dari pihak pemerintah. Karena saya pun aga ragu, maka dicoba beberapa orang dulu,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, setelah kartu BPJS kesehatan dipegang oleh 70 orang warga, kemudian muncul masalah. Yaitu kartu BPJS tersebut, tak bisa dipergunakan untuk berobat di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah ditunjuk. Lalu, warga yang kebingungan kemudian menghubungi kembali salah seorang dari mereka, dan setelah diantar orang tersebut, kartu BPJS Kesehatan itu diterima oleh fasilitas kesehatan yang dituju warganya.
”Entah apa yang dia bilang ke petugas di tempat fasilitas kesehatan itu, akhirnya warga saya itu bisa berobat. Dan itu terus berulang dialami oleh warga lainnya. Dan setelah itu, si orang ini juga sekarang seolah-olah menghindar dan tidak lagi datang kalau diminta mengantar warga yang mau berobat,” jelasnya.
Dibandingkan dengan kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki oleh perangkat desanya, lanjut Rosiman, kartu yang diperoleh dari orang-orang ini memiliki kejanggalan, karena, kartu peserta BPJS Kesehatan dari mereka itu, seperti hasil scan lalu diedit dan ditempel foto peserta.
”Kami bandingkan kedua kartu BPJS ini agak berbeda, dengan yang saya punya, kartu palsu ini seperti hasil scan komputer dan diedit,” katanya.